Padang (ANTARA) - Epidemiolog dari Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat (Sumbar) Defriman Djafri mengatakan potensi gas beracun yang muncul dari erupsi Gunung Marapi bisa menimbulkan atau memicu toksisitas pada tubuh manusia.
"Perlu diwaspadai karena ada potensi gas beracun yang bisa menimbulkan toksisitas," kata Defriman Djafri di Padang, Kamis.
Toksisitas merupakan kemampuan suatu zat atau bahan yang mengakibatkan ketidaknyamanan, kesakitan bahkan kematian pada manusia maupun hewan.
Menurut Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Unand itu, potensi ancaman gas beracun juga tergantung dari sebaran abu vulkanik yang dipengaruhi oleh arah angin.
Untuk mencegah paparan gas beracun, Defriman menyarankan masyarakat yang berada di sekitar Gunung Marapi agar selalu menggunakan masker medis atau masker yang memiliki filter ganda.
"Perlu diketahui juga tidak semua masker bisa memproteksi diri dari senyawa gas beracun," ujar dia.
Selain adanya potensi gas beracun, Defriman yang tergabung dalam Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) tersebut mengatakan penggunaan masker sekaligus melindungi diri dari partikel debu 0,5 hingga 10 mikron.
Secara kasat mata, menurut dia, debu tersebut tidak terlihat sehingga banyak orang yang abai menggunakan masker. Padahal, tanpa disadari debu telah masuk ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasan.
"Ini yang tidak terlihat dan membahayakan kesehatan. Lebih buruk lagi misalnya zat kimia tertentu yang mengikat melalui aerosol yang lebih berbahaya lagi," kata dia.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan terdapat potensi bahaya gas vulkanik beracun di area kawah Gunung Marapi. Gas-gas beracun tersebut berupa karbon dioksida, karbon monoksida, dan hidrogen sulfida yang berbahaya bila terhirup.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Epidemiolog: Gas beracun Gunung Marapi bisa picu toksisitas pada tubuh
Berita Terkait
PVMBG: Gas beracun di kawah Gunung Marapi cenderung menurun
Minggu, 3 Maret 2024 5:29 Wib
Penemuan Limbah Beracun Di Kota Kupang
Kamis, 9 Juni 2022 13:58 Wib
Polisi tangkap wanita pengirim sate beracun tewaskan anak pengendara ojek di Bantul
Senin, 3 Mei 2021 14:20 Wib
Kasus Sate Beracun Di Yogya
Senin, 3 Mei 2021 12:49 Wib
AKSI TEATERIKAL WASPADA LIMBAH BERACUN
Selasa, 16 Maret 2021 17:01 Wib
Sempat menyengat nelayan, TDC kumpulkan 50 ubur-ubur beracun di sepanjang pantai Pariaman
Sabtu, 5 Oktober 2019 19:06 Wib
Ini dampak zat beracun bagi biota laut
Senin, 24 Juni 2019 15:29 Wib
5.000 ton limbah berbahaya dan beracun ditemukan oleh Balai Penegak Hukum KLHK di Dumai
Jumat, 4 Mei 2018 15:07 Wib