Padang Panjang (ANTARA) - Pengoperasian kembali kereta api di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, menghadapi berbagai kendala, sekalipun fasilitas jalur rel yang masih ada atau stasiun dan Dipo yang terbengkalai. Jalur spesifik bentangan rel di wilayah Divre II ini membutuhkan lokomotif bergigi.
Wacana mengoperasikan kembali kereta api di Kota Padang Panjang, sudah menjadi angan-angan sejak lama, berbagai upaya juga sudah dilakukan oleh pemerintah kota Padang Panjang, Dirjen Perhubungan, maupun PT KAI beberapa tahun lalu.
Kepala Bagian Aset PT KAI Divre II Sumbar, Pendri, menyebutkan stasiun Padang Panjang dibangun sekitar tahun 1889, beroperasi tahun 1891, dengan usia 130 tahun lebih kurang, sarana dan prasarananya masih ada sampai sekarang.
“Ini patut kita pertahankan bersama-sama mudah-mudahan dengan doa kita bersama kereta api di Padang Panjang bisa beroperasi kembali, Stasiun dan rel yang ada di 7 kabupaten kota akan tetap dipertahankan walaupun kereta beroperasi sampai Kayu Tanam Padang Pariaman, namun kita tetap optimis, di tahun-tahun berikutnya bisa beroperasi kembali,” kata Pendri.
Pada Antara, Pendri mengungkapkan untuk mengaktifkan kembali kereta api dari Kayu Tanam ke Padang Panjang, Solok, Sawahlunto, Bukittinggi dan Payakumbuh, wacanananya memang sudah lama, namun demikian PT KAI sebagai operator, sedangkan regulatornya adalah Dirjen Perkeretaapian departemen perhubungan.
“Jadi wewenang lebih banyak di dirjen perekeretaapian, kami tidak bisa menjanjikan untuk beroperasinya. Sesuai undang-undang kami adalah operator, kalau disiapkan pembebasan lahannya pembebasan rel dan sarana dan prasarananya dan selesai dikerjakan dirjen perhubungan diserahkan ke PT KAI baru bisa untuk segera dioperasikan,” jelas dia usai menghadiri pembukaan Galanggang Arang di stasiun Padang Panjang, Selasa sore (7/11).
Menurut Pendri, lintasan rel Kayu Tanam-Padang Panjang tepatnya di jembatan tinggi Lembah Anai, pasca gempa bumi tahun 2009 tiangnya alami kemiringan, ini membutuhkan biaya yang besar, sementara itu untuk lokomotif, untuk dari Kayu Tanam-Padang Panjang sampai ke Batu Tebal Tanah Datar, harus menggunakan rel gigi, dulu lokomotifnya BB-204 bergigi buatan Swiss, sementara pabrik lokomotif di Swiss itu sudah tidak berproduksi lagi, ini menjadi salah satu kendalanya.
“Setelah diperbaiki rel dan jembatannya, tapi lokomotifnya tidak ada, apalagi Divre II tanjakannya banyak yang ekstrim dan membutuhkan lokomotif yang spesifik yaitu bergerigi,” kata Pendri.
Meskipuan demikian Pj. Sekda Kota Padang Panjang Winarno, ME berharap kereta api Padang Panjang bisa kembali beroperasi untuk membangkitkan sektor ekonomi masyarakat maupun sektor pendidikan di kota itu. (*)
Berita Terkait
Peringati Hari HIV/AIDS Sedunia, PT Semen Padang gelar sosialisasi
Rabu, 11 Desember 2024 21:51 Wib
Semangat Nataru, PLN UP3 Padang dan Dishub Kota Padang Teken MoU
Rabu, 11 Desember 2024 21:31 Wib
Polresta Padang amankan empat unit alat berat diduga terkait tambang ilegal
Rabu, 11 Desember 2024 18:35 Wib
Membanggakan, 3 OPD Pemko Padang Raih WBK
Rabu, 11 Desember 2024 17:49 Wib
Camat dan Lurah se-Kota Padang Ikuti Sosialisasi Penyesuaian Tarif Perumda AM
Rabu, 11 Desember 2024 17:46 Wib
Antisipasi Bencana Hidrometeorologi Basah, Pemko Padang Gelar Gladi Kesiapsiagaan
Rabu, 11 Desember 2024 17:44 Wib
Kejati Sumbar selamatkan uang negara Rp2,2 miliar dari penyidikan korupsi
Rabu, 11 Desember 2024 17:15 Wib
Kemenag tetapkan Padang Kota Wakaf untuk mengentaskan kemiskinan
Rabu, 11 Desember 2024 16:05 Wib