Wamenkes RI tekankan pentingnya buku Kesehatan Ibu dan Anak
Padang (ANTARA) - Wamenkes RI, Prof Dr Dante Saksono Harbuwono SpPD KEMD PhD menyebut buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) memainkan peran penting sebagai alat berbasis rumah untuk memastikan kesehatan ibu dan anak yang berkelanjutan.
"Buku KIA merupakan panduan bagi keluarga dan penyedia layanan kesehatan untuk mengidentifikasi awal masalah kesehatan selama masa kehamilan dan masa kanak-kanak," katanya di Padang, Senin.
Karena itu, katanya, buku pegangan ini merupakan alat yang efektif untuk memantau penyediaan dan ketersediaan layanan kesehatan ibu dan anak yang esensial untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak.
Dalam upaya meningkatkan pemanfaatan buku KIA tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun telah menjalin kerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA).
Kerja sama tersebut, dengan mengadakan program pengembangan kapasitas kerja sama Selatan-Selatan melalui pertukaran pengetahuan, keahlian, dan sumber daya manusia (SDM).
Salah satunya, kegiatan 15th Knowledge Sharing Program On Maternal And Child Health Handbook di Padang.
"Kegiatan ini bertujuan untuk mengakomodasi negara-negara untuk berbagi pengalaman dan praktik terbaik mereka dalam melakukan deteksi dini dan pemeriksaan kesehatan terpadu untuk ibu dan anak menggunakan buku KIA," ujarnya.
15th Knowledge Sharing Program dengan lokus di Sumbar akan berlangsung dari 10 sampai 15 September 2023.
Kegiatan itu diikuti peserta yang berasal dari sembilan negara yakni Jepang, Kamboja, Kenya, Laos, Madagaskar, Tajikistan, Vietnam, Thailand, Timor Leste dan lima provinsi dari Indonesia yaitu Sumbar, Jawa Tengah, Yogyakarta, NTB, dan Sulawesi Utara.
Selain sharing pengalaman kesehatan ibu dan anak, peserta melakukan kunjungan ke RSUP M Djamil Kota Padang, Posyandu di Kota Solok dan Dasawisma di Kabupaten Tanahdatar.
Kepala JICA Perwakilan Indonesia, Mr Yasui Takehiro menjelaskan pihaknya memiliki kepedulian yang sama tentang bagaimana memperkuat keberlangsungan pengasuhan ibu dan anak serta menjamin saling pelayanan kesehatan ibu dan anak.
"Kami mempertimbangkan bagaimana kami dapat memastikan kualitas perawatan dalam deteksi dini semua masalah kesehatan masyarakat dengan memanfaatkan Buku KIA," katanya.
Program ini, sebut Yasui Takehiro, memberikan kesempatan yang baik untuk berbagi pengalaman di antara peserta negara-negara.
"Kami berharap semua peserta akan mengeksplorasi cara untuk memperkuat deteksi dini dan intervensi dini terhadap masalah kritis kesehatan ibu dan anak menggunakan Buku KIA," harapnya.
Sementara itu Gubernur Sumbar, Mahyeldi mengatakan Pemprov Sumbar melalui Dinas Kesehatan Sumbar telah menjadikan buku KIA sebagai instrumen yang sangat membantu melalui pemberdayaan keluarga dan masyarakat yang telah diperkenalkan sejak tahun 1994 dan diterapkan di Indonesia sejak 1997. Dan penerapan di Sumbar pada tahun 1999.
Pada tahun 2004, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 284/Menkes/SK/III/2004 tentang Buku Kesehatan Ibu dan Anak dinyatakan buku KIA satu-satunya buku pencatatan kesehatan ibu dan anak.
Ia mengatakan Buku KIA memberikan informasi pelayanan dan perawatan kesehatan bayi serta pemantauan pertumbuhan dan perkembangan bayi. Juga sebagai catatan kesehatan ibu dan anak.
"Alat monitor kesehatan, alat komunikasi antar tenaga kesehatan dengan pasien," sebutnya.
Ia menekankan peningkatan kesehatan Ibu dan anak sesuai dengan harapan Sumbar dalam pencapaian pelaksanaan tujuan pembangunan berkelanjutan dengan mensinergikan 17 indikator tujuan pembangunan berkelanjutan tersebut dalam RPJMD Sumbar 2021-2026.*
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Wamenkes RI tekankan pentingnya buku Kesehatan Ibu dan Anak
"Buku KIA merupakan panduan bagi keluarga dan penyedia layanan kesehatan untuk mengidentifikasi awal masalah kesehatan selama masa kehamilan dan masa kanak-kanak," katanya di Padang, Senin.
Karena itu, katanya, buku pegangan ini merupakan alat yang efektif untuk memantau penyediaan dan ketersediaan layanan kesehatan ibu dan anak yang esensial untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak.
Dalam upaya meningkatkan pemanfaatan buku KIA tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun telah menjalin kerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA).
Kerja sama tersebut, dengan mengadakan program pengembangan kapasitas kerja sama Selatan-Selatan melalui pertukaran pengetahuan, keahlian, dan sumber daya manusia (SDM).
Salah satunya, kegiatan 15th Knowledge Sharing Program On Maternal And Child Health Handbook di Padang.
"Kegiatan ini bertujuan untuk mengakomodasi negara-negara untuk berbagi pengalaman dan praktik terbaik mereka dalam melakukan deteksi dini dan pemeriksaan kesehatan terpadu untuk ibu dan anak menggunakan buku KIA," ujarnya.
15th Knowledge Sharing Program dengan lokus di Sumbar akan berlangsung dari 10 sampai 15 September 2023.
Kegiatan itu diikuti peserta yang berasal dari sembilan negara yakni Jepang, Kamboja, Kenya, Laos, Madagaskar, Tajikistan, Vietnam, Thailand, Timor Leste dan lima provinsi dari Indonesia yaitu Sumbar, Jawa Tengah, Yogyakarta, NTB, dan Sulawesi Utara.
Selain sharing pengalaman kesehatan ibu dan anak, peserta melakukan kunjungan ke RSUP M Djamil Kota Padang, Posyandu di Kota Solok dan Dasawisma di Kabupaten Tanahdatar.
Kepala JICA Perwakilan Indonesia, Mr Yasui Takehiro menjelaskan pihaknya memiliki kepedulian yang sama tentang bagaimana memperkuat keberlangsungan pengasuhan ibu dan anak serta menjamin saling pelayanan kesehatan ibu dan anak.
"Kami mempertimbangkan bagaimana kami dapat memastikan kualitas perawatan dalam deteksi dini semua masalah kesehatan masyarakat dengan memanfaatkan Buku KIA," katanya.
Program ini, sebut Yasui Takehiro, memberikan kesempatan yang baik untuk berbagi pengalaman di antara peserta negara-negara.
"Kami berharap semua peserta akan mengeksplorasi cara untuk memperkuat deteksi dini dan intervensi dini terhadap masalah kritis kesehatan ibu dan anak menggunakan Buku KIA," harapnya.
Sementara itu Gubernur Sumbar, Mahyeldi mengatakan Pemprov Sumbar melalui Dinas Kesehatan Sumbar telah menjadikan buku KIA sebagai instrumen yang sangat membantu melalui pemberdayaan keluarga dan masyarakat yang telah diperkenalkan sejak tahun 1994 dan diterapkan di Indonesia sejak 1997. Dan penerapan di Sumbar pada tahun 1999.
Pada tahun 2004, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 284/Menkes/SK/III/2004 tentang Buku Kesehatan Ibu dan Anak dinyatakan buku KIA satu-satunya buku pencatatan kesehatan ibu dan anak.
Ia mengatakan Buku KIA memberikan informasi pelayanan dan perawatan kesehatan bayi serta pemantauan pertumbuhan dan perkembangan bayi. Juga sebagai catatan kesehatan ibu dan anak.
"Alat monitor kesehatan, alat komunikasi antar tenaga kesehatan dengan pasien," sebutnya.
Ia menekankan peningkatan kesehatan Ibu dan anak sesuai dengan harapan Sumbar dalam pencapaian pelaksanaan tujuan pembangunan berkelanjutan dengan mensinergikan 17 indikator tujuan pembangunan berkelanjutan tersebut dalam RPJMD Sumbar 2021-2026.*
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Wamenkes RI tekankan pentingnya buku Kesehatan Ibu dan Anak