Solok (ANTARA) - Dirjen Hortikultura Prihasto Setyanto mengapresiasi kelompok tani Kembang Markisa sebagai kelompok penangkar benih kentang yang sudah mampu menghasilkan benih kentang yang bermutu, kehadiran penangkar benih kentang merupakan pendukung utama dari pengembangan kampung kentang yang ada di Kabupaten Solok.
Kunjungan kerja tersebut juga dihadiri oleh Eselon II lingkup Dirjen Hotikultura kementan, Kepala Bidang Hortikultura Dinas Perkebunan Tanaman Pangan Prov. Sumatera Barat, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Solok dan anggota kelompok tani.
Kelompok tani Kembang Markisa merupakan salah satu kelompok penangkar benih kentang di Sumatera Barat yang eksis dengan segala keterbatasan, tanpa memiliki gudang penyimpanan benih kentang tidak mematahkan semangat dari kelompok untuk menghasilkan benih kentang yang bermutu.
Untuk menunggu masa dormansih benih, penyimpanan dilakukan dengan cara membiarkan calon benih di dalam tanah sampai muncul tunas apikal, namun penyimpanan dalam tanah harus hati-hati karena memiliki resiko, ungkap Ardi selaku ketua kelompok tani kembang markisa.
Hal senada juga disampaikan Jekvy Hendra selaku Direktur Perlindungan Hortikultura, penyimpanan dalam tanah memiliki risiko yang cukup tinggi terutama akibat serangan penyakit busuk lunak dan busuk umbi yang disebabkan oleh bakteri Erwinia carotovora dan jamur Phytophthora infestans, salah satu pengendalian alternatif yaitu menggunakan agens hayati bakteri Bacillus subtilis dan Pseudomonas fluorescens, bakter ini mampu menekan pertumbuhan penyakit.
Selain itu penanaman kentang untuk memproduksi benih harus dilakukan dilahan yang sudah bera minimal 6 bulan atau tidak ditanami pada lahan yang endemik penyakit busuk lunak.