Beijing, (ANTARA) - China dan Filipina mengoordinasikan masalah penggunaan laser militer oleh kapal China terhadap kapal Filipina akan diselesaikan melalui jalur diplomatik.
"Saat ini situasi di perairan (Laut China Selatan) secara umum sudah tenang," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Wang Wenbin di Beijing, Selasa.
Ia menekankan bahwa tindakan yang dilakukan oleh kapal Penjaga Pantai China sudah profesional dan terkendali.
Sebelumnya, Wang menuding kapal Penjaga Pantai Filipina menyusup ke atol Ren'ai, yang merupakan bagian dari Kepulauan Nansha, tanpa izin kepada China selaku pemilik wilayah tersebut.
"Kami berharap pihak Filipina menghormati kedaulatan teritorial dan kepentingan maritim China di Laut China Selatan dengan tidak melakukan tindakan apa pun yang dapat memperburuk sengketa dan memperumit situasi," kata Wang di Beijing, Senin (13/2).
Sebelumnya, otoritas Filipina menuduh kapal Penjaga Pantai China menggunakan laser militer untuk mengganggu misi pengiriman pasokan kepada tentara Filipina yang ditempatkan di sebuah atol di Laut China Selatan.
Pihak Penjaga Pantai Filipina mengatakan bahwa kapalnya pada 6 Februari sedang membantu misi Angkatan Laut dalam mengirimkan makanan dan pasokan kepada pasukan di atol itu.
Pada saat itulah, sebuah kapal Penjaga Pantai China menyorotkan laser militer ke kapal Filipina sehingga menyilaukan mata sejumlah awak, kata badan Filipina tersebut.
"Saya kira sudah saatnya pemerintah China mencegah pasukannya melakukan aksi provokatif yang dapat membahayakan nyawa banyak orang," kata juru bicara militer Filipina Medel Aguilar.
Dalam sengketa di Laut China Selatan, Filipina mengajukan gugatan terhadap China melalui Mahkamah Arbitrase.
Keputusan mahkamah tersebut memenangkan Filipina, namun China menolak keputusan tersebut dan menganggapnya batal demi hukum.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Soal laser militer, China dan Filipina tempuh jalur diplomatik