Yogyakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendorong tersedianya layanan halal di lokasi-lokasi wisata untuk menarik kedatangan turis muslim.
"Dengan menyediakan layanan halal itu maka menarik banyak wisatawan muslim,. Pihak Jepang, Korea, China, Taiwan juga melakukan itu," kata Wapres Ma'ruf Amin di Istana Kepresidenan Yogyakarta pada Sabtu.
Meski saat ini pemerintah sedang mendorong wisata halal, namun Wapres menyebut bahwa perlu ada pembedaan antara wisata halal dengan wisata religi.
Wapres Ma'ruf mencontohkan berkunjung ke masjid bukanlah termasuk wisata halal, melainkan wisata religi.
"Kalau wisata halal itu mengunjungi semua destinasi wisata yang ada, cuma di destinasi itu ada layanan halal. Nah itu sebenarnya, sehingga ini sering dipersepsikan sepertinya harus diubah destinasinya, padahal sebenarnya tidak," jelas Wapres.
Layanan halal yang dimaksud misalnya ketersediaan tempat ibadah, restoran halal dan fasilitas lainnya.
"Bukan hanya di negara-negara muslim bahkan di China pun ada. Misalnya di China, saya pernah ke sana ada restoran biasa tapi ada juga restoran halal, ada tempat salat, di Korea juga begitu," ungkap Wapres.
Artinya, Jadi wisata halal menunjukkan ketersediaan layanan halal di destinasi wisata itu.
"Ada orang yang menganggap (destinasi wisata) diubah, sebenarnya tidak. Ini yang perlu diluruskan, dan bukan hanya di negara mayoritas muslim tetapi justru di Jepang, China, Eropa, Australia, di mana-mana begitu," ungkap Wapres.
Sebelumnya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan kementeriannya fokus untuk meningkatkan peringkat Indonesia dalam "Global Travel Muslim Index" karena Indonesia sempat terlempar dari tiga besar.
Indonesia telah meraih peringkat dua dari Global Travel Muslim Index 2022 dengan memperoleh poin sebanyak 70. Pada tahun 2025, dia menargetkan Indonesia mampu memperoleh poin 75 sehingga diharapkan dapat menyalip posisi Malaysia yang berada di peringkat pertama.
Pada tahun 2020, Indonesia juga menjadi pasar konsumen halal terbesar di dunia dengan kontribusi konsumsi halal produk mencapai 184 miliar dolar AS. Selain itu, tanah air turut memberikan kontribusi sebagai produsen produk halal.
Saat ini, beberapa provinsi sudah menyampaikan ketertarikan terhadap pengembangan pariwisata halal, seperti Nusa Tenggara Barat (NTB), Jawa Barat, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, dan Aceh. Hal tersebut ditujukan untuk menangkap peluang wisatawan nusantara, regional (tingkat Asia Tenggara), dan Timur Tengah.
Sandiaga juga menyebut pelancong dari Malaysia dan Singapura yang paling dominan untuk mengunjungi destinasi wisata halal di Indonesia. Sebagian besar dari mereka membutuhkan layanan (extension of service) mulai dari kuliner, fesyen, dan ekosistem ekonomi syariah.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga merancang beberapa konvensi seperti World Islamic Entrepreneurial Summit (WIES) pada pertengahan tahun 2023 di Sumatera Barat.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Wapres Ma'ruf dorong layanan halal untuk tarik wisatawan Muslim
Berita Terkait
Konsorsium perguruan tinggi siapkan SDM untuk garap wisata Sumbar
Kamis, 28 November 2024 15:01 Wib
Desa Wisata Danau Diatas Kabupaten Solok raih juara II ADWI
Selasa, 26 November 2024 20:59 Wib
Kepala BPJPH: Sertifikasi halal berkaitan nilai tambah produk
Selasa, 26 November 2024 18:17 Wib
Kedubes: Malaysia tarik kunjungan wisata lewat sajian gastronomi
Senin, 25 November 2024 17:30 Wib
Jasa Raharja kembangkan Desa Wisata Berkeselamatan
Kamis, 21 November 2024 17:16 Wib
Kepala Dispar: Wisatawan ke Sumbar lebih suka menginap di home stay
Selasa, 19 November 2024 18:01 Wib
Ampiang Parak: Dari Ujung Liku Menuju Panggung Nasional
Senin, 18 November 2024 16:28 Wib
Desa Wisata Ampiang Parak Juara III Nasional Desa Wisata 2024
Senin, 18 November 2024 7:00 Wib