Jakarta, (ANTARA) - Presiden Joko Widodo meminta agar masing-masing kota maupun kabupaten memiliki "brand" nama berbeda-beda sesuai dengan potensi daerah.
"Jangan semua kota/kabupaten kita ini sama semuanya, namanya memiliki 'brand' yang hampir mirip-mirip. Ada 'beriman', ada 'berhiber', ada 'berseri', ber, ber, ber semuanya," kata Presiden Jokowi di Sentul, Bogor, Jawa Barat pada Selasa.
Presiden Joko Widodo menyampaikan hal tersebut dalam Rapat Koordinasi Nasional Kepala Daerah dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah se-Indonesia Tahun 2023 yang dihadiri oleh para menteri kabinet Indonesia Maju, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono , Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit P, Jaksa Agung ST Burhanuddin, gubernur, bupati, wali kota, ketua DPRD, pangdam, dandim, danrem, kapolda, kapolres, kajati, kajari, kepala BPS seluruh Indonesia dan pejabat negara lainnya.
"Saya perlu ingatkan bahwa kita ini memiliki 514 kabupaten/kota dan sekarang provinsi juga sudah tambah, jadi total sudah berapa provinsi Pak? 38 provinsi. Hati-hati yang namanya tata kota," ungkap Presiden.
Seluruh kabupaten dan kota, menurut Presiden, harus mulai mendesain kotanya dengan baik.
"Sehingga setiap kota dan kabupaten itu memiliki diferensiasi. Maksimalkan potensi daerah yang ada, buat 'masterplannya' yang betul-betul memiliki visi ke depan," tambah Presiden.
Dengan "master plan" tersebut, maka Presiden menilai "brand" masing-masing kota pun akan berbeda dan tidak harus berawalan "Ber".
"Ada beriman, ada berhiber ada berseri, ber, ber, ber, semuanya! Buatlah 'brand' kota sesuai dengan potensi dan keunggulan kita masing-masing. Bisa misalnya kota pisang, kenapa tidak? Bisa kota ikan, kenapa tidak? Bisa kota musik, kenapa tidak? Bisa kota mebel, kenapa tidak? Tapi konsisten," tegas Presiden.
Bila satu kota memilih menjadi kota pisang, maka di kota tersebut harus terus menerus menunjukkan keunggulan di bidang pisang.
"Berarti nanam pisangnya harus lebih banyak di kota itu, kemudian menyiapkan industri untuk pasca panen pisang. Siapkan di kota itu sehingga 'brand' kota itu akan kelihatan. Coba kita lihat Davao di Filipina itu kota pisang, di semua tempat adanya hanya pisang, industrinya pisang. Tarian pisang, semuanya pisang saja sehingga kalau orang mikir Davao, pisang," jelas Presiden.
Contoh lain yang disebutkan Presiden Jokowi adalah High Point di North Caroline, Amerika Serikat yang setiap tahun mengadakan pameran mebel terbesar di dunia.
"Semua orang mebel tahu kapan kita harus pergi ke High Point. Di semua sudut kota isinya hanya mebel, kenapa Jepara tidak melakukan hal yang sama? Membranding kotanya tetapi konsisten membangun semua potensi yang dimiliki kota itu," tambah Presiden.
Presiden pun memberikan usulan dan contoh dari kota-kota lain di Indonesia dan dunia.
"Lampung itu bisa pisang. Kota pisang atau kota nanas. Ikan kita memiliki kekuatan ikan. Kalau di Jepang, ada Sukiji Fish Market betul-betul yang sangat terkenal semua orang tahu, kenapa di Ambon di Maluku Utara tidak ada yang menyiapkan branding ini? Kita ini memiliki banyak sehingga perlu yang namanya 'master plan' disiapkan," ungkap Presiden.
Contoh lain adalah di Mineapolis, Amerika Serikat yang bisa hidup hanya dari lapangan golf.
"Ada 37 lapangan golf di situ, orang ke situ hanya golf. 'Private jet' ke situ hanya golf. Gak ada yang lain? Kenapa di kita tidak berani ada yang mulai membangun ini, murah modalnya hanya cari rumput itu saja udah. Pasang rumput. Kita harus mulai berpikir ke arah itu. Jangan semua kota sama," kata Presiden. (*)
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Presiden Jokowi: jangan samakan "brand" semua kota