Saham-saham Wall St beragam, investor tunggu petunjuk tentang kenaikan suku bunga

id Wall Street,indeks Dow,indeks S&P 500,indeks Nasdaq,pidato Powel,bunga Fed,Covid China

Saham-saham Wall St beragam, investor tunggu petunjuk tentang kenaikan suku bunga

Ilustrasi - Para pialang sedang bekerja di lantai Bursa Efek New York, Wall Street, Amerika Serikat. ANTARA/Reuters/pri. (ANTARA/Reuters)

New York, (ANTARA) - Wall Street beragam pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), dengan S&P 500 turun terseret kerugian Apple dan Amazon menjelang pidato Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell yang dapat memberikan petunjuk tentang besarnya kenaikan suku bunga di waktu mendatang.

Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 3,07 poin atau 0,01 persen, menjadi menetap di 33.852,53 poin. Indeks S&P 500 tergelincir 6,31 poin atau 0,16 persen, menjadi berakhir di 3.957,63 poin. Indeks Komposit Nasdaq jatuh 65,72 poin atau 0,59 persen, menjadi ditutup di 10.983,78 poin.

Investor juga fokus pada protes baru-baru ini terhadap pembatasan COVID-19 di China, termasuk di pabrik iPhone terbesar di dunia. Saham Apple turun 2,1 persen, melemah untuk sesi keempat berturut-turut.

Powell akan berbicara di acara Brookings Institution pada Rabu tentang prospek ekonomi AS dan pasar tenaga kerja. Investor akan mencari petunjuk tentang kapan Fed akan memperlambat laju kenaikan suku bunga yang agresif.

"Tidak ada yang mau membeli sebelum besok ketiga Powell berbicara. Semua orang gelisah dengan apa yang akan dia katakan," kata Ron Saba, manajer portofolio senior di Horizon Investments di Charlotte.

Saham Amazon, Nvidia dan Tesla masing-masing kehilangan lebih dari 1,0 persen.

Indeks acuan S&P 500 menuju kenaikan bulan kedua berturut-turut pada November di tengah spekulasi bahwa angka inflasi baru-baru ini menunjukkan sedikit penurunan akan mendorong Fed untuk mengurangi skala kenaikan suku bunga.

The Fed telah memberikan empat kenaikan suku bunga 75 basis poin berturut-turut, dan diperkirakan akan menurunkan kecepatan ke langkah 50 basis poin pada Desember.

Sebuah survei pada Selasa (29/11/2022) menunjukkan kepercayaan konsumen AS semakin menurun pada November di tengah kekhawatiran yang terus-menerus tentang meningkatnya biaya hidup.

Gelombang sipil di China daratan baru-baru ini terjadi ketika jumlah kasus COVID mencapai rekor tertinggi harian dan sebagian besar kota menghadapi penguncian baru, yang semakin mengancam ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Indeks sektor energi S&P 500 menguat 1,3 persen, sementara kenaikan harga minyak di tengah ekspektasi pelonggaran kontrol ketat COVID China kemudian diimbangi oleh kekhawatiran bahwa OPEC+ akan mempertahankan produksinya tidak berubah pada pertemuan mendatang.

Saham-saham perusahaan China yang tercatat di AS Alibaba Group Holding Ltd, Pinduoduo Inc dan JD.com Inc melonjak lebih dari 5,0 persen setelah China memperluas saluran pembiayaan ekuitas untuk pengembang properti.

Saham perusahaan internet China Bilibili Inc melonjak 22 persen setelah membukukan hasil kuartalan yang optimis.

Volume perdagangan di bursa AS relatif ringan, dengan 9,6 miliar saham berpindah tangan, dibandingkan dengan rata-rata 11,2 miliar saham selama 20 sesi sebelumnya. (*)

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Wall St beragam, S&P 500 ditutup turun, investor tunggu pidato Powell