Saham-saham Wall Street jatuh, setelah Powell hancurkan optimisme awal atas kebijakan Fed

id Wall Street,indeks Dow,indeks S&P 500,indeks Nasdaq,komentar Powell,keputusan Fed

Saham-saham Wall Street jatuh, setelah Powell hancurkan optimisme awal atas kebijakan Fed

Arsip Foto - Gedung Federal Reserve. ANTARA/REUTERS/Joshua Roberts/am.

New York, (ANTARA) - Wall Street melemah tajam pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), setelah komentar dari Ketua Fed Jerome Powell menghancurkan optimisme awal atas pernyataan kebijakan Fed yang menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin.

Namun, Ketua Fed Jerome Powell juga mengisyaratkan bahwa kenaikan suku bunga yang lebih kecil mungkin akan segera terjadi.

Indeks Dow Jones Industrial Average terpuruk 505,44 poin atau 1,55 persen, menjadi menetap di 32.147,76 poin. Indeks S&P 500 kehilangan 96,41 poin atau 2,50 persen, menjadi berakhir di 3.759,69 poin. Indeks Komposit Nasdaq anjlok 366,05 poin atau 3,36 persen, menjadi ditutup pada 10.524,80 poin.

Setelah reli kuat pada Oktober yang membuat indeks Dow Industrial membukukan persentase kenaikan bulanan terbesar sejak 1976 dan reli S&P sekitar 8,0 persen, tiga indeks utama di Wall Street tidak jatuh selama tiga sesi berturut-turut. Penurunan pada Rabu (2/11/2022) adalah persentase penurunan terbesar untuk S&P 500 sejak 7 Oktober.

Indeks S&P 500 sedikit lebih rendah sebelum pengumuman kebijakan Fed, karena laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP menunjukkan penggajian swasta AS meningkat lebih dari yang diharapkan pada Oktober, memberikan lebih banyak alasan kepada Fed untuk melanjutkan jalur kenaikan suku bunga yang agresif.

Dalam sesi perdagangan yang bergejolak, ekuitas awalnya bergerak lebih tinggi setelah kenaikan suku bunga oleh The Fed, kenaikan keempat berturut-turut dari bank sentral sebesar itu ketika mencoba untuk menurunkan inflasi yang sangat tinggi.

Target suku bunga dana federal ditetapkan dalam kisaran antara 3,75 persen dan 4,00 persen, tetapi dampak dari kenaikan tersebut awalnya diredam oleh bahasa baru yang menunjukkan bahwa bank sentral memperhatikan dampak kenaikan suku bunga yang terlalu besar terhadap perekonomian.

Investor telah secara luas mengantisipasi kenaikan suku bunga 75 basis poin, sambil berharap The Fed akan memberi sinyal kesediaan untuk mulai mengurangi kenaikan suku bunga pada pertemuan Desember.

Namun, komentar dari Ketua Fed Jerome Powell bahwa "sangat prematur" untuk berpikir tentang menghentikan kenaikan suku bunga membuat saham-saham turun tajam.

"Itu adalah satu pidato, mungkin ini adalah momen frustrasi. Saya tidak berpikir dia seharusnya melakukannya dengan cara dia melakukan ini. Tapi saya mengerti mengapa dia melakukannya, dan dalam gambaran besar, dia melakukan hal yang benar sekarang," kata Stephen Massocca, wakil presiden senior di Wedbush Securities di San Francisco.

"Pada akhirnya ini akan baik untuk ekonomi dan baik untuk pasar."

Sementara itu, laporan penggajian swasta muncul setelah data pada Selasa (2/11/2022) yang menunjukkan lonjakan lowongan pekerjaan bulanan AS, menunjukkan permintaan tenaga kerja tetap kuat.

Investor akan lebih memperhatikan pasar tenaga kerja dalam bentuk klaim pengangguran awal mingguan pada Kamis dan laporan penggajian Oktober pada Jumat (4/11/2022) yang akan membantu mendorong ekspektasi kenaikan suku bunga.

Volume transksi di bursa AS mencapai 12,80 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 11,57 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir. (*)

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Wall Street jatuh, setelah Powell beri sinyal Fed belum selesai