Perhiasan Koto Gadang-Kota Gede disandingkan dalam pameran bersama

id pameran bersama Sumbar-Yogyakarta,pameran perhiasan koto gadang-kota gede,pameran museum adityawarman

Perhiasan Koto Gadang-Kota Gede disandingkan dalam pameran bersama

Beberapa koleksi perhiasan di Museum Adityawarman. (ANTARA/Miko Elfisha)

Padang (ANTARA) - Perhiasan perak dari dua provinsi berbeda yang kebetulan memiliki arti nama identik yaitu Koto Gadang (Kota Besar), Sumatera Barat dan Kota Gede (Kota Besar), Yogyakarta dipamerkan dalam pameran bersama bertema "Kerajinan Budaya Hasil Tambang" di Padang.

"Ini hal yang menarik. Secara kebetulan pula dua daerah dengan arti nama yang sama ini juga memiliki produk khas yang sama yaitu perhiasan perak. Ini salah satu yang kita pamerkan," kata Kepala Museum Adityawarman, Dewi Ria di Padang, Selasa.

Pameran bersama tersebut akan digelar 26-30 Oktober 2022 di ruang pameran utama lantai I Museum Adityawarman.

"Pameran ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang kekayaan budaya Indonesia yang salah satunya berupa kerajinan perhiasan dari hasil tambang," katanya.

Menurut Dewi, saat ini Museum Adityawarman memiliki sekitar 300 koleksi perhiasan dari emas, perak dan suasa. Perhiasan perak Koto Gadang menjadi salah satu koleksi dari museum tersebut.

Seluruh perhiasan tersebut belum sekalipun dipamerkan sejak museum Adityawarman diresmikan pada 1977. Salah satu alasan adalah persoalan keamanan karena sebagian koleksi perhiasan tersebut adalah emas 24 karat.

Kebetulan pada bulan Oktober 2022, Dinas Kebudayaan DI Yogyakarta sedang melakukan pameran keliling yang salah satu koleksinya perhiasan dari Kota Gede.

"Kita langsung menggandeng Dinas Kebudayaan Yogyakarta untuk pameran bersama," katanya.

Kurator Museum DI Yoyakarta Sektiadi menyebut ada sekitar 15 perhiasan perak dari Kota Gede yang akan dipamerkan di Padang.

Selain itu ada "museum mini" yang berisi replika beberapa koleksi, peralatan pembuat kerajinan perak, audio visual dan koleksi pengrajin.

Secara spesifik menurutnya belum ada kaitan sejarah antara kerajinan perak Koto Gadang dari Sumbar dengan Kota Gede dari Yogyakarta. Namun ada kemungkinan hubungan motif.

"Pada zaman kolonial ada istri pejabat Pemerintahan Hindia Belanda yang suka membawa motif dari daerah untuk dibuatkan perhiasan perak di Kota Gede. Motif itu diantaranya dari Palembang dan Sumbar," ujarnya.***3***