Jakarta (ANTARA) - Kantor Staf Presiden (KSP) menyatakan pengaturan pembelian Bahan Bakar Minyak pertalite dan solar subsidi untuk menjaga ketersediaan dan memastikan penyaluran yang tepat sasaran.
Tenaga Ahli Utama KSP Hageng Nugroho dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, mengatakan jika tidak ada pengaturan untuk dua BBM Khusus Penugasan tersebut, maka penyaluran berpotensi melebihi kuota yang telah ditetapkan dan dapat mengganggu ketahanan energi nasional.
“Jika tidak diatur, besar potensinya kuota yang telah ditetapkan selama satu tahun tidak akan cukup. Ini demi menjaga ketahanan energi kita,” ujarnya.
Baca juga: Pendaftaran penyaluran BBM bersubsidi untuk Sumbar di empat kabupaten/kota
Baca juga: Ingin beli BBM bersubsidi? ini syaratnya
PT Pertamina Persero per 1 Juli 2022 akan menguji coba penggunaan aplikasi MyPertamina sebagai syarat penyaluran Pertalite dan Solar kepada masyarakat pengguna yang berhak. KSP menyebut uji coba tersebut akan diterapkan di beberapa kota/kabupaten yang tersebar di lima propinsi, yakni Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Jawa Barat, dan DI Yogyakarta.
Hageng menjelaskan pengaturan pembelian pertalite dan solar subdisi ini merupakan bentuk tanggung jawab negara dalam menjaga ketersediaan suplai dengan mempertimbangkan kemampuan daya beli masyarakat.
Selama ini, kata Hageng, pemerintah telah mensubsidi untuk menahan kenaikan harga BBM di pasar domestik akibat melonjaknya harga minyak dunia yang mencapai 120 dolar AS per barel. Namun karena terjadi selisih harga yang cukup lebar antara BBM subsidi dan non subsidi, realisasi konsumsi BBM bersubsidi oleh masyarakat melebihi kuota yang ditetapkan.
Dari kuota 23,05 juta kiloliter, konsumsi pertalite sudah mencapai 80 persen pada Mei 2022. Sementara konsumsi solar subsidi mencapai 93 persen dari total kuota 15,10 juta kiloliter.
Karena itu, ujar dia, penyaluran BBM subsidi harus diatur baik dari penetapan kuota maupun segmentasi penerima. Saat ini, lanjut dia, segmen penerima solar subsidi sudah diatur sehingga penyalurannya lebih tepat sasaran. Sedangkan segmentasi pengguna Pertalite masih terlalu luas.
“Oleh sebab itu perlu diatur yang bisa mengonsumsi pertalite. Misalnya apakah mobil mewah masih boleh? Padahal mereka mampu beli yang non-subsidi,” katanya.
Hageng juga mengapresiasi inisiatif dan inovasi PT Pertamina Patra Niaga yang akan melakukan uji coba penyaluran pertalite dan solar subsidi melalui sistem MyPertamina. Ia mengajak seluruh pihak untuk mengawal dan mengontrol implementasi program tersebut agar manfaatnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: KSP sebut peraturan beli pertalite-solar demi jaga ketahanan nasional
Berita Terkait
Pertamina beri hadiah kepada pelanggan miliki nama unsur kemerdekaan
Sabtu, 17 Agustus 2024 11:15 Wib
Pertamina: Program subsidi tepat telah tembus 5 juta kendaraan
Selasa, 28 Februari 2023 20:59 Wib
Pembatasan pembelian solar di 13 daerah, Pertamina: Tak ada kendala
Jumat, 10 Februari 2023 16:50 Wib
Pemkab Pasbar rencanakan sosialisasi pembelian BBM gunakan MyPertamina
Rabu, 24 Agustus 2022 16:48 Wib
Penerapan aplikasi MyPertamina di Tanah Datar tahap sosialisasi
Kamis, 18 Agustus 2022 17:16 Wib
Pertamina sosialisasikan aplikasi MyPertamina di Pariaman
Senin, 25 Juli 2022 14:52 Wib
Aplikasi MyPertamina memastikan penyaluran BBM subsidi tepat sasaran
Senin, 11 Juli 2022 13:27 Wib
Aplikasi MyPertamina untuk mengendalikan pembelian BBM agar tepat guna dan tepat kuota
Jumat, 8 Juli 2022 23:17 Wib