Padang Panjang (ANTARA) - Berdasarkan kajian data Perpustakaan Nasional (Perpusnas) tahun 2021, Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) Padang Panjang tertinggi di Provinsi Sumatera Barat dengan nilai 47,20.
Nilai ini membuat Padang Panjang berada pada peringkat pertama dari 19 kabupaten/kota. Di bawahnya ada Kota Padang di peringkat kedua dengan nilai 37,45 dan Kabupaten Dharmasraya di urutan ketiga dengan nilai 23,06.
Wali Kota, H. Fadly Amran, BBA Datuak Paduko Malano mengucapkan rasa syukurnya atas capaian luar biasa ini. Semuanya tidak diraih dengan mudah. Ada langkah, tahapan dan program yang dilaksanakan untuk mencapainya. Semuanya dapat diwujudkan melalui kerja sama dan kerja bersama semua pihak, seperti di rilis, Selasa.
“Kita akan selalu berusaha meningkatkan literasi kota dengan kegiatan literasi yang dibarengi program pendidikan dari usia dini. Juga, pemberdayaan masyarakat melalui TBM (Taman Bacaan Masyarakat), gerakan pustaka dan gerakan menulis,” sebutnya.
Sementara Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK), Yan Kas Bari, SE yang ditemui terpisah menjelaskan, hasil kajian IPLM 2021 ini menggambarkan bahwa indeks pembangunan literasi masyarakat sebagai infrastruktur literasi sudah sangat maju di Kota Padang Panjang.
Adapun indikator penilaian dalam kajian IPLM ini, jelasnya, yaitu pemerataan layanan perpustakaan, ketercukupan koleksi, tenaga perpustakaan dan tingkat kunjungan masyarakat ke perpustakaan, keterlibatan masyarakat di kegiatan sosialisasi dan pemanfaatan perpustakaan.
"Untuk rasio ketersedian perpustakaan ini, dilihat dari perpustakaan umum, sekolah maupun perpustakaan perguruan tinggi. Interprestasinya, di Padang Panjang, terdapatnya 20 perpustakaan per 100.000 penduduk, 337 perpustakaan per 100.000 usia sekolah dan terdapat 111 perpustakaan per 100.000 penduduk usia pendidikan tinggi,” terangnya.
Ditambahkan Yan, berkaitan persentase perpustakaan dipersepsi ber-SNP (standar nasional perpustakaan) di Padang Panjang berada pada angka 73,5 persen. Kemudian persentase terhadap koleksi buku yang dipinjam, terdapat 3,0 persen buku yang dipinjam dari jumlah total koleksi.
Selain itu, imbuhnya, tingkat ketercukupan tenaga perpustakaan di Padang Panjang berdasarkan kajian IPLM 2021 ini, terdapat 41,5 persen tenaga perpustakaan yang merupakan pustakawan dengan kualifikasi yang sesuai. Terdapat juga 2,4 persen tenaga perpustakaan yang merupakan pustakawan dengan SK fungsional.
“Untuk tingkat keaktifan kegiatan sosialisasi dan pemanfaatan perpustakaan, terdapat keaktifan dan keterlibatan masyarakat dalam kegiatan (Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) dan pemanfaatan perpustakaan sebanyak 8,9 persen,” tambahnya.
Yang perlu mendapat perhatian berkaitan dengan hasil kajian IPLM tahun 2021 ini, sebutnya, adalah berkaitan dengan ketercukupan koleksi menurut acuan IFLA/Unesco yang masih tergolong belum memenuhi.
"Kekurangan jumlah koleksi dapat diketahui dengan menggunakan acuan IFLA/UNESCO. Yakni 2 x jumlah penduduk, dikurangi total jumlah koleksi perpustakaan yang ada," ungkapnya.
Dikatakannya, saat ini terdapat 162 perpustakaan yang terdata di DPK. Rincianya satu perpustakaan umum daerah, 16 perpustakaan kelurahan, 31 Taman Bacaan Masyarakat (TBM), 5 perpustakaan perguruan tinggi, 6 perpustakaan masjid, 78 perpustakaan sekolah dan 25 perpustakaan OPD dan instansi vertikal.
"Ke depan kita, kita akan terus giatkan program literasi ini sesuai dengan program prioritas Padang Panjang sebagai Kota Pendidikan," katanya.
Senada dengan hal tersebut, Kabid Perpustakaan DPK, Dra. Hj. Tuti Abdul Rajab, MM menyampaikan, berbagai upaya terus dilakukan pihaknya dalam mewujudkan Padang Panjang sebagai kota literasi yang telah dicanangkan sejak tahun 2018 lalu.
Untuk membangun semangat literasi di Kota Padang Panjang, salah satu upaya yang dilakukan yaitu menghadirkan kembali lapak baca.
Selain membuka kembali Lapak Baca, pihaknya juga mempunyai beberapa program literasi pada tahun 2022 ini. Di pemutaran film bertema edukasi, pelaksanaan Kelas Dongeng, Kelas Adat, serta lomba bertutur tingkat sekolah dasar.
"Tahun ini kita juga akan melaksanakan kegiatan Temu Penyair se-Asia Tenggara, lomba Bunda Literasi, serta pembinaan perpustakaan dengan mendatangkan fasilitator yang kompeten sesuai dengan permintaan pada masing-masing kelurahan atau TBM," sebutnya.
Di samping itu, upaya lain DPK dalam meningkatkan IPLM di Kota Padang Panjang yaitu meningkatkan jumlah kunjungan ke Perpustakaan Daerah dengan berbagai inovasi yang dilakukan.
"Kita punya inovasi Publis (perpustakaan berbasis inklusi sosial), Kurenah, ASN Cerdas Peduli, Warung Baca, Gelita Mesra (gerakan literasi kota menuju masyarakat sejahtera), Padang Panjang Abadi (ayo baca digital), Mas Cantik (masyarakat cinta statistik).
Di samping itu, Perpustakaan Daerah menjadi salah satu rujukan berbagai daerah guna melakukan kunjungan dalam rangka sharing informasi.
"Berkaitan dengan anggaran, Pemkot terus berusaha mengalokasikan anggaran yang memadai di tenggah recofusing anggaran untuk penanganan Covid-19. Tahun 2021, jumlah anggaran bidang perpustakaan sebesar Rp 864.820.050,” tuturnya.