Peringatan ke-73 HPN Gubernur Mahyeldi bunyikan "Bodia-Bodia Botuang" di Koto Tinggi

id Bodia-Bodia Botuang,mahyeldi

Peringatan ke-73 HPN Gubernur Mahyeldi bunyikan "Bodia-Bodia Botuang" di Koto Tinggi

Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi memainkan Bodia-bodia Botuang di Koto Tinggi. (ANTARA/Dinas Kebudayaan Sumbar)

Padang (ANTARA) - Peringatan ke-73 Hari Bela Negara (HPN) 2021 di Koto Tinggi, Kecamatan Gunuang Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota dimeriahkan sejumlah seni dan permainan anak nagari. Bahkan Gubernur Mahyeldi berkesempatan untuk membunyikan Bodia-Bodia Botuang (meriam bambu) sebagai simbol pengingat sejarah dan dukungan terhadap kebudayaan.

Bela Negara adalah hak sekaligus kewajiban warga negara yang tidak boleh dilepaskan dari kearifan dan budaya lokal. "Kita harus menjaga Bangsa dan Negara dengan segala nilai-nilai kearifan dan budaya. Memberikan yang terbaik untuk pembangunan ke depan," kata Gubernur Sumbar, Mahyeldi menjelang puncak peringatan HBN di Koto Tinggi.

Di sebagian daerah Koto Tinggi seperti Jorong Sungai Dadok, hingga saat ini belum terjamah sinyal telekomunikasi sehingga permainan anak nagari seperti pacu upiah (pacuan menggunakan pelepah pinang), tangkelek panjang (sandal panjang), tari dan randai masih terjaga.

Karena itu Dinas Kebudayaan Sumbar tidak mau "barangok kalua badan", tapi memberdayakan masyarakat, generasi muda dan tradisi yang melekat di Koto Tinggi untuk memeriahkan Peringatan ke-73 HBN 2021.

Pilihan tersebut terbukti tidak salah. Kedekatan emosional tradisi yang dimainkan dengan masyarakat sekitar membuat perayaan terasa meriah, meski cuaca sedang tidak bersahabat.

Keseruan pacu upiah dan tangkelek panjang berhasil memancing tawa bahagia masyarakat setempat dan puluhan undangan yang datang. Percikan lumpur tidak lagi dihiraukan. Semua larut dalam kemeriahan peringatan HPN 2021.

Antusiasme juga terlihat saat Gubernur Mahyeldi didampingi Kadis Kebudayaan Gemala Ranti menyulut lubang kecil di pangkal Bodia-Bodia Botuang untuk membunyikannya. Permainan yang masih ramai dimainkan anak laki-laki di Ranah Minang hingga dekade 90-an itu, terutama saat malam Ramadhan bahkan mampu memancing nostalgia gubernur yang mengingat permainan masa kecil itu.
Permainan Tangkelek Panjang. (ANTARA/Dinas Kebudayaan Sumbar)
Rombongan Gubernur dan Bupati 50 Kota juga melakukan peninjauan lokasi museum yang nantinya akan berisi peninggalan atau replika peristiwa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) 1948-1949 yang menjadi dasar penetapan Hari Bela Negara yang diperingati setiap 19 Desember.

Peringatan Hari Bela Negara 2021 dengan semangat Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh itu juga di meriahkan oleh pertunjukan kesenian anak nagari di lokasi museum PDRI.

Kepala Bidang Kesenian dan Diplomasi Budaya Dinas Kebudayaan Sumatera Barat (Sumbar) Ilfitra mengatakan kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai upaya pelestarian budaya di tengah masyarakat dan mengoptimalkan peran serta masyarakat, seniman dan budayawan dalam berbagai kegiatan kegiatan di Provinsi Sumatera Barat.

Kegiatan pertunjukan kesenian itu dibuka oleh Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar Gemala Ranti. Berbagai penampilan kesenian anak nagari dan sanggar undangan berlangsung hingga tengah malam dalam antusiasme yang terus bertahan.

Ilfitra menyebut permainan tradisi dalam Festival Seni Tradisi yang diinisiasi Dinas Kebudayaan Sumbar itu melibatkan generasi muda (SD,SMP dan SMA) di Kecamatan Gunuang Omeh. Walaupun dalam cuaca hujan, antusiasme peserta dalam mengikuti kegiatan itu sangat luar biasa.****