Painan (ANTARA) - Probiotik merupakan pakan aditif berupa mikroba hidup yang dapat meningkatkan keseimbangan dan fungsi pencernaan hewan inang, memanipulasi mikroflora saluran pencernaan untuk tujuan peningkatan kondisi kesehatan serta meningkatkan produktivitas ternak.
Probiotik untuk suplemen ternak juga dapat dibuat dari limbah ternak seperti sapi dengan mengekstrak mikroba yang ada di dalamnya kemudian dicampurkan dengan zat tertentu.
Dalam hal ini pemanfaatan limbah ternak sapi sebagai probiotik untuk dijadikan suplemen pakan menjadi upaya peningkatan dan penambahan selera makan dari ternak sehingga dapat meningkatkan pertambahan berat badan.
Akan tetapi tidak semua peternak memahami dan menggunakan probiotik ini dalam pakan. Alasannya karena minim pengetahuan tentang cara pembuatan termasuk manfaat yang didapatnya.
Seperti Kelompok Ternak di Batu Kalang Indah Kabupaten Pesisir Selatan yang masih perlu diberikan penyuluhan dan pengajaran terkait pembuatan probiotik untuk peningkatan kualitas pakan.
Inilah menjadi dasar tim Pengabdian Masyarakat Unand melakukan penyuluhan terhadap kelompok ternak terkait pemanfaatan probiotik untuk suplemen ternak guna meningkatkan produktivitas ternak sapi.
Tim pengabdian ini terdiri atas Dr. Ir. Tinda Afriyani, MP (Ketua) dan anggota yakni Dr. Ir, Mangku Mundana , MP, Dr. Ir.Teguh Budi Prasetyo, Adisti Rastosari, S.Pt, MSi, Wahyuni Eloisa Marinda, S.E, Nelwitis S.H, Moch Evan Setiawan , Dwiki Wahyudi Muhammad , dan Ilham.
Kegiatan pengabdian dan penyuluhan ini dilaksanakan di salah satu kediaman Anggota Kelompok Ternak Batu Kalang Indah, Nagari Ampang Pulai Kecamatan Koto XI Tarusan Pesisir Selatan pada Kamis 2 Oktober 2021.
Dalam kegiatan pengabdian ini dilaksanakan penyuluhan berupa pemaparan dan pengajaran terkait informasi tentang probiotik untuk pakan ternak sapi termasuk cara pembuatannya.
Salah satunya terkait prinsip kerja probiotik yang dalam sistem pencernaan merupakan mikroorganisme hidup yang menguntungkan bagi inang dan mampu memperbaiki mikroflora asli usus.
Di samping itu pada penambahan probiotik juga perlu juga memperhatikan kondisi organ pencernaan seperti lambung (rumen) ternak yang sudah ada mikrobanya juga.
Dengan demikian probiotik yang diberikan ke ternak, tidak boleh bermusuhan dengan mikroba yang sudah ada dalam tubuh.
Mikroba tersebut tidak boleh saling menghabisi, sebaliknya harus saling menguatkan, sehingga hasil positif yang didapatkan.
Meskipun jumlah dan perannya kecil, probiotik dapat meningkatkan performa dari hewan ruminansia khususnya sistem pencernaan saat ditambahkan ke dalam pakan.
Probiotik dalam pakan yang bisa tercerna lebih baik, gizi dan nutrisi yang diserap oleh hewan juga lebih banyak. Sehingga, ini bisa secara langsung memberikan manfaat sebagai berikut antara lain tingkat kecernaan pakan menjadi lebih baik.
Kemudian kandungan nutrisi yang diambil dari pakan menjadi lebih banyak. Selain itu Penggunaan pakan menjadi lebih efektif, pertumbuhan sapi menjadi lebih baik, ADG sapi bisa menjadi lebih tinggi dan produksi susu menjadi lebih tinggi khusus sapi perah dan sapi menyusui.
Di samping itu dengan kecukupan nutrisi yang memadai sapi menjadi lebih sehat. Sehingga memiliki antibodi yang kuat untuk menangkal serangan penyakit.
Manfaat lain bau amoniak kotoran menjadi berkurang. Sehingga kandang tidak terlalu bau.
Terkait ini dalam sebuah penelitian, pemberian probiotik pada sapi limosin cross bisa memberikan ADG 4 ons lebih tinggi daripada sapi yang tidak diberi probiotik. Sapi yang digunakan selama penelitian kenaikan ADG nya rata – rata 1,25 kg/ekor/harinya.
Selisih 4 ons merupakan penghematan yang sangat luar biasa. Ini secara langsung membuktikan manfaat probiotik yang telah dijelaskan sebelumnya.
Sedangkan pada penelitian yang lain, penambahan probiotik sebanyak 1% dari jumlah pakan, bisa meningkatkan produksi susu sapi perah antara 2 – 3 liter per hari.
Walaupun demikian tidak semua mikroba bisa dijadikan sebagai probiotik. Mikroba yang digunakan untuk probiotik harus bisa mendukung mikroba dari rumen. Selain itu juga tidak boleh merugikan terhadap ternaknya sendiri.
Rata – rata mikroba atau bakteri yang aman untuk digunakan sebagai probiotik adalah dari jenis bateri asam laktat.
Misalnya lactobacillus. Bakteri ini digunakan dalam probiotik merk EM4.
Bagi ternak ruminansia di Indonesia, dengan karakter pakan berkualitas rendah, mikroorganisme selulolitik dalam jumlah tinggi amatlah dibutuhkan agar dapat memanfaatkan hijauan atau limbah pertanian seefisien mungkin dalam menghasilkan nutrien yang dibutuhkan oleh ternak.
Mengacu hal tersebut, dibutuhkan feed additive (imbuhan pakan) yang dapat meningkatkan kinerja fungsi rumen, dan salah satunya yaitu probiotik. Probiotik padat dan cair memiliki beberapa keuntungan yaitu berisi kultur mikroba hidup yang diinginkan dan menguntungkan ternak melalui peningkatan keseimbangan mikroba alat cerna, berperan dalam menyediakan enzim yang mampu mencerna serat kasar (SK) dan dapat menghasilkan asam (bakteri asam laktat).
Hal ini dapat mengakibatkan pH alat cerna menjadi rendah, dan dapat menghasilkan bahan anti mikroba (bakteriosin) sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak menguntungkan.
Pemberian probiotik cair pada ternak lebih baik dibandingkan pemberian probiotik padat dapat meningkatkan konsumsi bahan kering, protein kasar, serat kasar, BETN, dan TDN. Berdasarkan penelitian Almai pada 2013 diketahui bahwa secara umum probiotik cair lebih efektif digunakan sebagai imbuhan pakan bila dibandingkan dengan probiotik padat dalam ransum berbasis jerami padi dan konsentrat.
Manfaat Pemberian probiotik cair pada ternak lebih baik dibandingkan pemberian probiotik padat dapat meningkatkan konsumsi bahan kering, protein kasar, serat kasar, BETN, dan TDN.
Hal ini dapat dikarenakan probiotik padat tidak terdapat aroma sedangkan probiotik cair memiliki aroma asam (hasil fermentasi) yang dapat mempengaruhi selera makan ternak.
Secara umum manfaat dari probiotik cair antara lain meningkatkan populasi asam amino, meningkatkan palatabilitas, memperbaiki kualitas pakan, meningkatkan nilai kecernaan yang mengandung serat kasar, kotoran ternak tidak berbau dan cepat kering, dan mampu mengurangi bakteri E-coli sehingga mengurangi penyakit diare/mencet pada ternak
Pengabdian ini dilaksanakan dari pendanaan PNBP dengan nomor kontrak Nomor : T/40/UN.16.17/ PT.PKM.MUD/ 2021 Tanggal 10 september 2021.
*Tim Pengabdian Unand
Dr. Ir. Tinda Afriyani, MP,
Dr. Ir, Mangku Mundana , MP
Dr. Ir. Teguh Budi Prasetyo, M.S
Adisti Rastosari, S.Pt, MSi
Wahyuni Eloisa Marunda, S.E
Nelwitis, S.H
Moch Evan Setiawan ,
Dwiki Wahyudi Muhammad
Ilham
Berita Terkait
Marandang Ubi Sebagai Sentuhan Inovasi, tak selalu daging
Jumat, 1 November 2024 20:30 Wib
Sinergi Pengabdian Masyarakat Fakultas Peternakan UNAND di Nagari Kapau
Jumat, 4 Oktober 2024 11:53 Wib
Tim FKEP UNAND gandeng Puskesmas PAUH edukasi pencegahan penyakit kronis
Selasa, 1 Oktober 2024 19:53 Wib
Pemberdayaan UKS KESPRO Remaja untuk Cegah Anemia dengan Pemanfaatan Olahan Daun Kelor di SMPN 3 Bukittinggi
Sabtu, 21 September 2024 18:45 Wib
Pemberdayaan Peternak Kambing Perah untuk Tingkatkan Pendapatan dan Cegah Stunting di Kabupaten Agam
Kamis, 19 September 2024 16:09 Wib
Penerapan Integrated Farming Sebagai Strategi Ketahanan Pangan dan Peningkatan Ekonomi Keluarga pada KWT Indah Sari Nagari Kamang Hilia
Minggu, 1 September 2024 12:28 Wib
Literasi Keuangan dan Kewirausahaan Untuk Penguatan Edukasi Ekonomi Masyarakat Batang Kapas Pesisir Selatan
Jumat, 30 Agustus 2024 8:56 Wib
Edukasi dan Praktik Pola Makan pada Ibu untuk Peningkatan Status Gizi Balita Stunting di Pesisir Selatan
Jumat, 16 Agustus 2024 15:12 Wib