PKM Unand, penyuluhan kewirausahaan kepada KWT Melati Mini Koto Lua Pauh Padang

id PkM Unand

PKM Unand, penyuluhan kewirausahaan kepada KWT Melati Mini Koto Lua Pauh Padang

Tim PkM Unand memberikan penyuluhan kewirausahaan. (ANTARA/ist)

Padang (ANTARA) - Semakin tingginya persaingan ekonomi di dunia memacu negara berkembang untuk mengembangkan kewirausahaan, tidak terkecuali di Indonesia.

Sumatera Barat yang secara sejarah merupakan sentral dari banyaknya pengusaha Indonesia juga tengah giat dalam mengembangkan sektor kewirausahaan.

Mulai dari perorangan, swasta, instansi pemerintah hingga perguruan tinggi seakan berlomba dalam memunculkan jenis usaha baru, kreatif dan inovatif yang mampu mendorong keuntungan individu atau kelompok serta membuka lapangan kerja.

Universitas Andalas sebagai salah satu kampus pionir pengembangan kewirausahaan di Sumbar juga terus giat mendorong masyarakat baik di dalam maupun luar kampus untuk mengembangkan usahanya salah satunya di sektor peternakan dan pertanian.

Tujuannya jelas untuk meningkatkan taraf perekonomian masyarakat sekaligus menciptakan kreasi dan inovasi produk yang bermanfaat.

Hal inilah yang mendorong empat orang dosen Unand melakukan pengabdian dengan melakukan penyuluhan kewirausahaan kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati Mini Koto Lua Kecamatan Pauh Padang. Keempat dosen tersebut yakni Prof. Dr. Ir. Mirnawati, M.S (Ketua), Dr. Yurniwati, S.E, Akt, Drs. Zuhri Syam, M.P, dan Dr. Ir. Arief, M.S.

Kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan pada Kamis, 27 Oktober 2021 di salah satu rumah anggota KWT dengan topik Penyuluhan "Pengembangan Jiwa Kewirausahaan pada KWT Melati Mini Koto".

Alasan memilih KWT Melati Mini sebagai sasaran penyuluhan dikarenakan kelompok pertanian dan peternakan ini memiliki usaha yang salah satunya adalah peternakan puyuh. Kelompok ini pernah mendapat bantuan ternak puyuh tahun 2018 dari Baziz kota Padang.

Selain itu, peternak dalam KWT ini juga memelihara ayam buras dalam skala kecil dan usaha pertanian lainnya.

Dengan jumlah total 23 anggota, kelompok ini memiliki persoalan rumit dalam usahanya. Ditinjau dari segi produksi, usaha peternakan yang dikelola oleh KWT Melati Mini menghadapi persoalan mahalnya harga pakan sehingga keuntungan yang diperoleh peternak menurun.

Selain masalah pakan, permasalahan yang dihadapi oleh kelompok adalah masalah pemasaran telur. Persoalannya jika telur di pasaran melimpah, harga telur menurun dan pemasaran telur menjadi terkendala.

Pokok pemasaran inilah yang menjadi fokus dalam kegiatan penyuluhan kewirausahaan tersebut. Salah satunya memberikan penyuluhan terkait upaya peternak meningkatkan volume penjualan dari produk ternak.

Kemudian memberikan tips dan trik mencari peluang baru dalam pengelolaan produk ternak serta menyiapkan beragam strategi pemasaran agar produk yang dipasarkan menjadi lancar dan keuntungan meningkat.

Dalam penyuluhan tersebut salah satu pengabdi Dr. Yurniwati menjelaskan secara garis besar tips menangkap peluang.

Tim PkM Unand memberikan penyuluhan kewirausahaan. (ANTARA/ist)
Ini dapat dilakukan dengan dimulai menumbuhkan jiwa kewirausahaan, kemudian menentukan ide bisnis yang diminati dan tentu melakukan studi kelayakan.

Bila mengacu pada KWT Melati Mini tentu peternak harus mulai berpikir dan berani menciptakan produk baru yang secara harga produksi lebih efisien namun keuntungan dapat berlimpah sesuai prinsip dari kewirausahaan.

Dalam hal ini tentunya peternak juga harus berani mengambil risiko kegagalan atau minim pemasaran. Di sinilah peternak perlu memulai berpikir dan menimba ilmu manajerial dan berani secara cerdas mengelola usahanya. Di samping tentunya menumbuhkan kecerdasan finansial untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Salah satu implementasi dalam menangkap peluang ini yakni menerapkan efisiensi biaya bahan pakan dengan pembuatan bahan pakan dari bahan lokal.

Ini juga penting sebab biaya pakan juga ikut mempengaruhi biaya produksi dan keuntungan penjualan.

Dalam hal ini tim pengabdi juga memberikan penyuluhan terkait pembuatan bahan pakan alternatif untuk puyuh dan ayam yang secara harga cukup efisien dibanding biaya pakan konvensional.

* Tim Pengabdian Masyarakat Unand (Prof. Dr. Ir. Mirnawati, M.S (Ketua), Dr. Yurniwati, S.E, Akt, Drs. Zuhri Syam, M.P, dan Dr. Ir. Arief, M.S.)