Mendorong masyarakat manfaatkan pekarangan dengan tanami sayuran jadi sumber ekonomi

id berita kabupaten solok,berita sumbar,perkarangan

Mendorong masyarakat manfaatkan pekarangan dengan tanami sayuran jadi sumber ekonomi

Pemkab Solok dorong masyarakat manfaatkan pekarangan tanami sayuran. (Antarasumbar/Laila Syafarud)

Pemanfaatan pekarangan ini juga dapat mengurangi pengeluaran bahkan meningkatkan pendapatan rumah tangga jika dikelola secara maksimal,
Arosuka (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Solok, Sumbar melalui Dinas Perikanan dan Pangan mendorong masyarakat di wilayah itu agar memanfaatkan pekarangan rumah mereka untuk menanam berbagai jenis sayuran.

Kepala Dinas Perikanan dan Pangan Kabupaten Solok, Admaizon di Arosuka, Senin, mengatakan di tengah pandemi COVID-19 ini masyarakat dituntut harus lebih kreatif memanfaatkan potensi yang ada, salah satunya memanfaatkan pekarangan untuk menanam sayuran yang bisa dijadikan bahan masakan.

Menurutnya saat ini ajakan menanam sayuran diintensifkan lagi. Pemkab Solok ingin masyarakat memanfaatkan pekarangan untuk sesuatu yang baik berupa menanam bayam, seledri, cabai, jahe, atau berbagai tanaman hortikultura lainnya.

Ia berharap melalui kegiatan tersebut masyarakat di daerah itu semakin produktif, khususnya di tengah kesulitan ekonomi akibat pandemi COVID-19.

Selain itu, ia juga mengatakan kegiatan ini sangat positif untuk menjaga ketersediaan bahan pangan, minimal untuk memenuhi kebutuhan keluarga di rumah masing-masing.

"Pemanfaatan pekarangan ini juga dapat mengurangi pengeluaran bahkan meningkatkan pendapatan rumah tangga jika dikelola secara maksimal," ucap dia.

Ia juga mengharapkan agar setiap rumah tangga mampu memanfaatkan lahan pekarangan sebagai sumber pangan secara berkelanjutan untuk meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas, pemanfaatan, dan pendapatan.

Salah seorang warga di Kabupaten Solok, Dewi Rahmi (34) mengatakan selama pandemi COVID-19, ia memanfaatkan lahan pekarangan rumahnya untuk menanam sayuran berupa seledri.

"Akibat pandemi COVID-19 memaksa saya memutar otak untuk membantu suami memenuhi kebutuhan hidup keluarga," ujar dia.

Ia kemudian memanfaatkan lahan pekarangan rumahnya yang kosong untuk ditanami seledri. "Saya tinggal di Alahan Panjang, tanaman apapun bisa tumbuh karena tanahnya yang subur," ujar dia.

Menurut dia di tengah pandemi COVID-19 ini menanam seledri lebih bermanfaat daripada menanam bunga, karena kalau panen bisa dijual dan menambah keuangan keluarga.

"Lahannya cukup luas, bahkan sekali panen seledri mencapai 20 kilogram, saat ini harga seledri juga mahal Rp15 ribu per kilogram dari Rp8 ribu per kilogram," ujar dia.

Biasanya seledri bisa dipanen sekali per Minggu, dengan demikian Dewi memperoleh uang Rp300 ribu per Minggunya.

"Alhamdulillah, yang biasanya hanya lahan kosong bahkan terkadang sering ditumbuhi semak, sekarang dapat menghasilkan uang," kata dia.