Nagari Pandai Sikek Tanah Datar diharapkan jadi sentra bawang merah di Sumbar

id pandai sikek, bawang merah, berita tanah datar, berita sumbar

Nagari Pandai Sikek Tanah Datar diharapkan jadi sentra bawang merah di Sumbar

Tanaman bawang merah di Nagari Pandai Sikek. (Antara/Etri Saputra)

Batusangkar, (ANTARA) - Nagari Pandai Sikek, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat diharapkan bisa menjadi sentra penghasil bawang merah di provinsi itu setelah terpilih sebagai lokasi riset dan pengembangan inovatif kolaboratif Kementerian Pertanian (Kementan).

"Kita berharap ke depannya Jorong Pagu-Pagu Nagari Pandai Sikek bisa menjadi sentra penghasil bawang merah untuk wilayah Kabupaten Tanah Datar bahkan di Sumatera Barat," kata Wakil Bupati Tanah Datar Richi Aprian di Batusangkar Sabtu.

Ia mengatakan selain menjadi pusat penghasil bawang merah masyarakat di daerah itu juga didorong untuk kreatif agar bawang merah bisa diolah menjadi berbagai produk yang memberi nilai tambah bagi petani.

Berbagai olahan produk tersebut diyakini juga bisa memberikan keuntungan dan meningkatkan ekonomi di kalangan masyarakat setempat.

"Tentunya tidak hanya hasil pertanian bawang merah saja, tetapi dapat pula diolah dengan nilai tambah produk seperti minyak bawang ataupun bawang goreng, hal ini tentu dapat pula meningkatkan penghasilan petani di Pandai Sikek," katanya.

Ia juga mengatakan pembangunan di sektor pertanian merupakan prioritas Kabupaten Tanah Datar yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2026.

Pembangunan di sektor pertanian itu tertuang pada misi kedua yaitu meningkatkan ekonomi masyarakat di Tanah Datar dan perluasan lapangan kerja yang berbasis pertanian, industri dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Pada 2020 lalu sektor pertanian juga menjadi penyumbang terbesar Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tanah Datar sebesar 29,81 persen.

Sebelumnya Kepala Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) Dr. Husnain mengatakan Nagari Pandai Sikek dipilih sebagai lokasi pengembangan riset karena daerah itu merupakan dataran tinggi yang memiliki karakter tanah yang masam dan kandungan air sedikit yang hanya mengandalkan curah hujan hingga lahannya sangat potensial untuk daerah riset.

Sumatera Barat terpilih menjadi daerah pengembangan riset bersama dua daerah lainnya di Indonesia yaitu Sumatera Barat dengan bawang merah, Lampung untuk komoditas jagung, dan Nusa Tenggara Barat untuk komoditas jagung.