Arosuka, (ANTARA) - Harga bawang merah di tingkat petani di sentra produksi Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat turun menjadi Rp15 ribu dari sebelumnya Rp24 ribu per kilogram.
Salah seorang petani bawang merah Muslih (40) di Alahan Panjang, Selasa, mengatakan turunnya harga bawang merah ini sudah berlangsung sejak dua Minggu terakhir dan penurunan ini membuat petani di daerah itu lesu.
"Kalau harganya saja yang turun nggak masalah, namun sekarang penjualannya agak sulit sehingga hampir satu bulan bawang terbengkalai di rumah usai panen dari ladang," kata Muslih.
Menurutnya setelah dipanen bawang merah hanya mampu bertahan satu hingga dua Minggu di tempat penjemuran bawang. Kalau sudah lewat dari itu, maka bawang akan semakin kering dan beratnya berkurang. Sehingga petani merugi.
"Bahkan sudah sekian banyak tauke yang saya hubungi, nggak satupun yang datang ke rumah untuk menawar bawang saya," kata dia.
Muslih mengaku ukuran bawang merah miliknya menengah. "Palingan kalau dijual harganya cuma Rp10 ribu karena Rp15 ribu itu harga bawang merah ukuran besar," ujar dia.
Menurut dia penurunan harga bawang merah itu disebabkan karena pasokan bawang merah dari petani melimpah. Sementara daya beli masyarakat mulai berkurang.
Di samping itu, petani lainnya Riri (32) menyebut harga sejumlah hasil pertanian lainnya berupa kubis turun drastis menjadi Rp40 ribu per karung dari biasanya mencapai Rp80 ribu hingga Rp100 ribu per karung.
"Kalau dijual per kilogram hanya Rp200 per kilogramnya," ujar Riri.
Selain itu, harga cabai merah mulai mengalami kenaikan menjadi Rp18 ribu dari sebelumnya Rp15 ribu per kilogram.
"Selain itu, harga kentang juga naik menjadi Rp11 ribu dari Rp8 ribu per kilogram, harga tomat naik jadi Rp5.500 dari Rp5.000 per kilogramnya," ujar dia.