PWI Agam buka puasa di rumah senyum gempa bumi 2009

id pwi agam,buka puasa,ramadhan

PWI Agam buka puasa di rumah senyum gempa bumi 2009

Ketua PWI Kabupaten Agam Mursyidi menyalurkan sembako ke warga Silayang, Minggu (2/5). (ANTARA/Yusrizal)

Lubukbasung (ANTARA) - Pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Agam, Sumatera Barat buka puasa bersama warga Silayang, Jorong Pariak Panjang, Nagari Persiapan Parik Panjang, Kecamatan Lubukbasung, yang tinggal di rumah senyum bantuan pascagempa bumi melanda daerah itu pada 2009, Minggu.

Ketua PWI Agam, Mursyidi di Lubukbasung, Senin, mengatakan pengurus PWI Agam dengan jumlah enam orang buka bersama dengan Dasril (48) beserta ibu, istri, anak-anaknya dan tokoh masyarakat setempat.

"Kami bersama-sama menyantapi hidangan yang kami bawa ke rumah senyum itu," katanya.

PWI Agam menyalurkan bantuan kebutuhan pokok berupa beras, gula, telur, minyak goreng dan sirup.

Setelah buka bersama, dilanjutkan Safari Ramadhan di Masjid Al Huda tidak jauh dari lokasi. Di masjid PWI menyalurkan Alquran, bibit tanaman dan jam dinding.

"Bantuan itu berasal dari Bank Nagari, BKSDA, RSUD Lubukbasung, Kemenang Agam, Wisna Optikal dan lainnya," kataya.

Ia menambahkan kegiatan itu merupakan program PWI Agam setiap Ramadhan semenjak beberapa tahun lalu.

Khusus rumah milik Dasril bakal disampaikan ke Baznas Agam atau Dinas Perumahan dan Pemukiman Agam.

"Mudah-mudahan dengan kedatangan kami ke sini mendapatkan berkah bagi Dasril, sehingga rumah bisa dibangun dalam waktu dekat," katanya

Sementara itu, Ketua RK 05 Silayang, Dasril menambahkan pihaknya telah mengusulkan pembangunan rumah ke Pemkab Agam, namun belum terealisasi.

Namun pihaknya berusaha semaksimal mungkin agar Dasril memiliki rumah layak huni.

"Perantau Silayang ada program membantu warga setempat dan akan saya arahkan untuk membangun rumah Dasril," katanya..

Pemilik rumah, Dasril mengatakan pihaknya tinggal di rumah senyum dengan ukuran 5X4 berdinding kayu itu semenjak 2009. Rumah itu merupakan bantuan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Tanah bangunan rumah itu merupakan milik keluarga bapak dua orang anak yang bekerja sebagai buruh serabutan itu. Sedangka istrinya berasal dari Kota Padang.

"Saya berharap bantuan rumah dari pemerintah, sehingga anak dan istri saya tinggal di rumah yang layak," katanya. (*)