Selain jadi "karupuak ubi", singkong akan diolah maksimal jadi aneka panganan di Nagari Rawang Gunung Malelo Surantih

id berita pesisir selatan,berita sumbar,singkong

Selain jadi "karupuak ubi", singkong akan diolah maksimal jadi aneka panganan di Nagari Rawang Gunung Malelo Surantih

Wali Nagari, Rawang Gunung Malelo Surantih, Aprizal, Kepala Dinas Pangan Pesisir Selatan, Alfis Basyir, dan anggota badan musyawarah nagari, Pransisko Redi. (Antarasumbar/Didi Someldi Putra)

Kedepan kami berupaya agar singkong yang ada tidak hanya diolah menjadi "karupuak ubi", namun juga panganan lain yang tidak hanya bisa dipasarkan di dalam kabupaten, namun juga luar kabupaten,
Painan (ANTARA) - Nagari Rawang Gunung Malelo Surantih, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat akan memaksimalkan pengolahan singkong menjadi berbagai macam panganan untuk meningkatan ekonomi masyarakat.

"Di nagari kami terdapat lebih dari 128 hektare lahan yang sepanjang tahunnya ditanami singkong, oleh karena itu kami mendorong agar petani fokus mengolahnya menjadi berbagai macam panganan, karena nilai ekonomisnya akan lebih tinggi," kata Wali Nagari Rawang Gunung Malelo Surantih, Aprizal di Painan, Jumat.

Ia menyebut, saat ini petani di nagarinya hanya mengolah singkong menjadi panganan tradisional yang familiar dengan nama "karupuak ubi", hanya saja usaha itu kurang berdampak terhadap ekonomi mereka.

"Kedepan kami berupaya agar singkong yang ada tidak hanya diolah menjadi "karupuak ubi", namun juga panganan lain yang tidak hanya bisa dipasarkan di dalam kabupaten, namun juga luar kabupaten," ungkapnya.

Terkait hal itu, beberapa waktu yang lalu ia bersama anggota badan musyawarah nagari telah meminta arahan dari perangkat daerah terkait di kabupaten.

"Kepala Dinas Pangan, Alfis Basyir merespon dengan sangat baik rencana kami, dan kami mendapat banyak masukan," imbuhnya.

Selain akan terus menjalin komunikasi dengan pejabat di perangkat daerah terkait, pihaknya juga telah mengalokasikan anggaran dana desa untuk pelatihan para petani.

"Kami menyiapkan anggaran Rp31 juta yang diarahkan untuk melatih lima kelompok tani, dan kedepan dilanjutkan untuk kelompok yang lain," katanya lagi.