Ketua MUI Bukittinggi : Bom bunuh diri dan terorisme bukan ajaran Islam

id berita bukittinggi,berita sumbar,mui

Ketua MUI Bukittinggi : Bom bunuh diri dan terorisme bukan ajaran Islam

Ilustrasi bom. (ANTARA News)

Bom bunuh diri dan terorisme bukanlah ajaran agama Islam,
Bukittinggi (ANTARA) - Ketua Majelis Ulana Indonesia (MUI) Bukittinggi, Aidil Alfin angkat bicara atas aksi bom bunuh diri yang terjadi di gereja Katedral Makasar, Minggu (28/3).

"Bom bunuh diri dan terorisme bukanlah ajaran agama Islam, karena itu merupakan perbuatan yang haram, bahkan prilaku ini semua agama lain juga tidak mengajarkan tindakan teror yang sangat merugikan tersebut," katanya di Bukittinggi, Selasa.

"Di Indonesia sendiri terkait dengan status teroris, ada fatwa yang dikeluarkan MUI yakni nomor 3 tahun 2004 tentang terorisme, yang menjelaskan bahwa teroris itu hukumnya haram, baik dilakukan pribadi, kelompok masyarakat, bahkan negara,” tambahnya.

Ia menjelaskan bahwa menakuti orang lain secara langsung atau tidak langsung, bahkan sampai mendatangkan kerusakan dan hilangnya nyawa orang lain, jelas saja bukan perbuatan yang diajarkan agama Islam.

"Pada umumnya aksi bom bunuh diri dan terorisme ini dikaitkan dengan pelaku yang menyatakan dirinya beragama Islam, dengan mengobarkan semangat mati syahid," ujar dia.

Ia menambahkan, namun itu bukanlah demikian, karena perbuatan tersebut lebih kepada penyimpangan dalam menafsirkan ajaran agama Islam yang tidak komprehensif, sehingga mereka berpatokan pada ajaran sesat, yang menganggap bom bunuh diri itu merupakan salah satu jalan mati syahid.

Aidil Alfin menyebutkan, dalam satu hadist dikatakan, pelaku bom bunuh diri (termasuk teroris ini) akan menerima ganjarannya kelak di akhirat, karena akan diazab Allah SWT sesuai dengan cara mereka mati, sesuai pesan dari Nabi Muhammad SAW.

"Untuk itu kepada masyarakat diharapkan, ketika mempelajari agama Islam, masuk dalam kelompok-kelompok pengajian, pastikan ajarannya jelas dan mengajarkan tasamuh atau toleransi inter dan antar pemeluk agama," ungkapnya.

Menurutnya, dalam mengaji bersama guru ada sumber kajiannya yang pasti, tidak mengajarkan kekerasan, tidak merasa benar sendiri dalam masalah khilafiyah, bahkan menyatakan orang lain kafir.

Maka dari itu memilih majelis ilmu dan guru dalam memahami Islam yang lurus perlu hati-hati juga, ujarnya.

Berbicara apa itu sebenarnya amaliyah istisyhad atau usaha mencari syahid, sambung Aidil memang salah satu ajaran dalam Al-qur’an, yang merupakan bagian dari jihad binnafsi yang dilakukan di daerah perang (dar al-harb) atau dalam keadaan perang dengan tujuan untuk menimbulkan rasa takut (irhab) dan kerugian yang lebih besar di pihak musuh Islam, jelasnya.

Selain itu, melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan terbunuhnya diri sendiri. Ada tata caranya dan harus dengan izin dari pimpinan perang.‘Amaliyah al-Istisyhad berbeda dengan bunuh diri, terangnya.

“Adapun bom bunuh diri yang dilakukan dalam kondisi damai tidak sama dengan amaliyah al-istisyhad, karena bukanlah untuk mencapai kemenangan, seperti apa yang diajarkan agama Islam,” tutupnya.