Arosuka (ANTARA) - Harga gula merah atau gula tebu yang diproduksi petani Jorong Tabek, Nagari Talang Babungo, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok, Sumbar naik jadi Rp16 ribu dari Rp14 ribu per kilogram menjelang Ramadhan 1442 Hijriah.
"Menjelang Ramadhan jumlah permintaan gula merah (gula tebu) semakin meningkat, sehingga menyebabkan harga gula ini naik dari biasanya menjadi Rp16 per kilogram," kata salah pemilik kebun tebu, Marsuis (77) di Nagari Talang Babungo, Kamis.
Marsuis mengatakan mayoritas masyarakat di Jorong Tabek, Nagari Talang Babungo bekerja sebagai petani tebu. Sehingga nagari itu termasuk salah satu daerah penghasil gula tebu terbanyak di Sumbar.
Ia mengaku luas kebun tebu miliknya mencapai tiga hektare, bahkan dalam satu kali panen paling banyak bisa mencapai 400 kilogram gula.
"Biasanya kami panen tebu satu kali per Minggu, kemudian diolah menjadi gula bisa mencapai 400 atau 300 kilogram gula atau sekitar Rp6,4 juta," ujar dia.
Selain untuk mencukupi kebutuhan masyarakat di nagari itu, hasil produksi gula tebu tersebut juga dipasok ke daerah lain seperti Nagari Surian, Alahan Panjang, Padang, dan daerah lainnya.
Selain itu, Marsuis mengatakan saat ini proses pengolahan gula tebu di daerah itu sudah menggunakan mesin kilangan tabu semi modern yang sangat memudahkan petani.
"Dulu, sebelum adanya mesin itu petani masih menggunakan alat tradisional berupa tenaga kuda untuk mengilang tebu," kata dia.
Namun, menurut dia pemakaian alat tradisional tersebut agak menyulitkan masyarakat. Karena air tebu yang didapatkan sedikit dan prosesnya membutuhkan waktu yang cukup lama.
"Saat ini masih ada beberapa warga yang menggunakan tenaga kuda untuk mengilang, tetapi tidak banyak," ucap dia.
Ia menyebutkan saat ini terdapat sekitar 10 unit mesin kilangan semi modern atau pabrik rumahan pengolah gula tebu yang ada daerah itu.
Ia berharap dengan adanya mesin tersebut dapat meningkatkan produktivitas dan perekonomian petani tebu di Talang Babungo ke depannya.