Menteri PPPA ajak gotong royong penuhi hak perempuan dan anak korban gempa
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati Puspayoga mendorong gotong royong dan kerja sama seluruh pihak, mulai dari kementerian/lembaga, pemerintah daerah, lembaga masyarakat, dan swasta untuk bersama-sama menjamin pemenuhan hak perempuan dan anak terdampak gempa Sulawesi Barat.
"Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Perlu kerja sama yang kuat antara berbagai pihak," kata Bintang melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Bintang mengatakan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak terus melakukan koordinasi dengan kementerian/lembaga, pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, dan relawan di lokasi bencana untuk memastikan pelindungan dan pemenuhan hak-hak perempuan dan anak.
Ia memberikan penghargaan kepada seluruh pemangku kepentingan yang telah membantu serta organisasi dan perusahaan swasta yang telah ikut mendukung Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam memenuhi kebutuhan spesifik kelompok rentan yang terdampakm bencana gempa di Sulawesi Barat.
"Kami mendapatkan dukungan dari berbagai organisasi dan perusahaan berupa barang-barang kebutuhan spesifik kelompok rentan yang diharapkan bisa sedikit meringankan beban dan membawa manfaat bagi pihak-pihak yang terdampak," tuturnya.
Beberapa pihak yang telah memberikan dukungan antara lain Dana Kependudukan PBB (UNFPA), PT Kalbe Farma, dan Perikatan Perkumpulan Perempuan Indonesia.
Bintang meninjau kondisi dan situasi perempuan dan anak di Posko Desa Makatta, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene pada Jumat (29/1). Daerah tersebut merupakan wilayah yang dekat dengan pusat gempa dan terdampak cukup parah. Desa Makatta juga kehilangan kepala desa yang meninggal akibat kejadian gempa sehingga masih belum banyak mendapatkan penanganan.
Selain itu, Desa Makatta juga memiliki medan yang cukup sulit diakses karena terletak di perbukitan dan jalan yang cukup curam. Padahal, di desa tersebut banyak pengungsi, terutama perempuan dan anak.
Di posko tersebut, Bintang memberikan bantuan kebutuhan spesifik perempuan dan anak serta meresmikan Pos Ramah Perempuan dan Anak. Posko tersebut diharapkan dapat memberikan rasa aman baik fisik maupun psikologis bagi perempuan dan anak.
Pos Ramah Perempuan dan Anak akan menyediakan layanan pengaduan, dukungan psikososial, dan dukungan spesifik berupa pemberdayaan. (T.D018)
"Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Perlu kerja sama yang kuat antara berbagai pihak," kata Bintang melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Bintang mengatakan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak terus melakukan koordinasi dengan kementerian/lembaga, pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, dan relawan di lokasi bencana untuk memastikan pelindungan dan pemenuhan hak-hak perempuan dan anak.
Ia memberikan penghargaan kepada seluruh pemangku kepentingan yang telah membantu serta organisasi dan perusahaan swasta yang telah ikut mendukung Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam memenuhi kebutuhan spesifik kelompok rentan yang terdampakm bencana gempa di Sulawesi Barat.
"Kami mendapatkan dukungan dari berbagai organisasi dan perusahaan berupa barang-barang kebutuhan spesifik kelompok rentan yang diharapkan bisa sedikit meringankan beban dan membawa manfaat bagi pihak-pihak yang terdampak," tuturnya.
Beberapa pihak yang telah memberikan dukungan antara lain Dana Kependudukan PBB (UNFPA), PT Kalbe Farma, dan Perikatan Perkumpulan Perempuan Indonesia.
Bintang meninjau kondisi dan situasi perempuan dan anak di Posko Desa Makatta, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene pada Jumat (29/1). Daerah tersebut merupakan wilayah yang dekat dengan pusat gempa dan terdampak cukup parah. Desa Makatta juga kehilangan kepala desa yang meninggal akibat kejadian gempa sehingga masih belum banyak mendapatkan penanganan.
Selain itu, Desa Makatta juga memiliki medan yang cukup sulit diakses karena terletak di perbukitan dan jalan yang cukup curam. Padahal, di desa tersebut banyak pengungsi, terutama perempuan dan anak.
Di posko tersebut, Bintang memberikan bantuan kebutuhan spesifik perempuan dan anak serta meresmikan Pos Ramah Perempuan dan Anak. Posko tersebut diharapkan dapat memberikan rasa aman baik fisik maupun psikologis bagi perempuan dan anak.
Pos Ramah Perempuan dan Anak akan menyediakan layanan pengaduan, dukungan psikososial, dan dukungan spesifik berupa pemberdayaan. (T.D018)