Padang, (ANTARA) - Hasil tangkapan nelayan pukat tepi di Pantai Purus Padang, Sumatera Barat menurun sejak seminggu terakhir akibat ketersediaan ikan dari radius 300 meter ke bibir pantai berkurang.
"Meski ombak kecil namun hasil tangkapan ikan dari radius 300 meter ke bibir pantai sedikit, dalam satu kali membentangkan jala kami hanya mampu mendapat dua baskom ikan dan itupun dipenuhi sampah dan ubur-ubur," kata seorang nelayan pukat tepi Samsul Bahri (68) di Padang, Minggu.
Ia mengatakan bahwa dalam seminggu terakhir ia bersama sembilan temannya yang ikut menarik jala hanya mampu menghasilkan Rp1 juta hingga Rp1,5 juta per hari dari sebelumnya Rp3 juta per hari.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa penghasilan tersebut masih harus dikurangi 30 persen untuk yang punya jala dan kapal sehingga rata-rata nelayan mendapatkan Rp60 ribu per orang.
Ia menambahkan penghasilan itu didapat dari menjala ikan dua kali sehari yang dimulai dari pukul 06.00 WIB hingga berakhir pukul 13.00 WIB. Namun, apabila ombak besar maka nelayan hanya satu kali menjala ikan sehari.
"Bila hasil tangkapan banyak maka pendapatan para nelayan pukat tepi bisa mencapai Rp200 ribu per orang dalam sehari," kata dia.
Ikan yang berhasil didapat oleh para nelayan pukat tepi rata-rata adalah ikan jenis baledang, dan ikan kecil-kecil jenis maco, terong-terong, pinang-pinang dan hari ini pukat nelayan berhasil menangkap udang kelong besar sebanyak dua kilogram.
"Kami biasa menjual hasil tangkapan di Pasar Raya namun untuk ikan kecil-kecil jenis maco dan terong-terong ini kurang laku di pasar jadi hanya kami jual di tepi pantai saja dengan harga Rp10 ribu satu kantong kecil," tambahnya.
Sementara itu ia mengatakan untuk udang kelong langsung habis terjual saat dibawa ke tepi pantai karena udang tersebut masih sangat segar dan dalam keadaan hidup sehingga banyak diburu oleh pengunjung di tepi pantai. Satu kilogram udang kelong ia jual sebesar Rp160 ribu per kilogram.
Samsul mengatakan, lama waktu yang dibutuhkan untuk satu kali menebar pukat hingga menarik ikan ke tepi adalah dua jam dengan jarak pukat 300 meter yang dibentang dari bibir pantai ke tengah laut.
Ia mengatakan bahwa para nelayan pukat tepi selama ini belum pernah mendapat perhatian dari pemerintah. Menurutnya pemerintah hanya mau membantu para nelayan yang menggunakan kapal.
"Kami sudah putus asa menanti bantuan dari pemerintah padahal kalau dihitung total bantuan yang kami perlukan hanya Rp15 juta guna membeli tali dan benang pukat," katanya.
Berita Terkait
Polres Pasaman Barat beri pendampingan kelompok budi daya ikan
Minggu, 8 Desember 2024 16:43 Wib
Pemkab Agam ingatkan petani KJA Danau Maninjau antisipasi kematian ikan
Selasa, 3 Desember 2024 14:02 Wib
Bupati Sabar AS buka ikan larangan di Koto Tangah Tanjuang Beringin Selatan
Minggu, 24 November 2024 15:51 Wib
Inggris dukung Indonesia tambah armada kapal tangkap ikan
Jumat, 22 November 2024 4:42 Wib
Program ketahanan pangan, 10 ribu bibit ikan dilepas di kolam Silaing Bawah Padang Panjang
Selasa, 19 November 2024 18:10 Wib
Polda Sumbar sebar 15.000 benih ikan dukung ketahanan pangan
Jumat, 8 November 2024 20:35 Wib
Produksi ikan Pasaman Barat hingga Oktober 2024 capai 87.117 ton
Selasa, 5 November 2024 15:05 Wib
DLH bersama Damkar Solok bersihkan los daging dan ikan Pasar Raya
Senin, 4 November 2024 4:58 Wib