Pariaman (ANTARA) - Universitas Dharma Andalas, Sumatera Barat (Sumbar) melatih warga di Kota Pariaman memanfaatkan sampah organik di daerah itu untuk membuat 'eco enzyme'.
"Ada banyak manfaat dengan adanya pelatihan membuat 'eco enzyme' ini," kata Pelaksana Tugas Walikota Pariaman, Mardison Mahyuddin usai membuka pelatihan 'eco enzyme' di Pariaman Tengah, Kota Pariaman, Kamis.
Ia menyebutkan adapun manfaat yang dapat dicapai tersebut yaitu peningkatan ekonomi warga, menciptakan kebersihan, menjaga kesehatan, dan aman dari bencana alam dan penyakit.
Selain itu, lanjutnya pelatihan tersebut juga dapat mengurangi produksi sampah di Kota Pariaman dan membantu pihaknya karena tempat akhir sampah di daerah itu yang saat ini daya tampungnya sudah melebihi kapasitas.
"Hendaknya di Pariaman banyak mengeloh sampah dan membuat 'eco enzyme' ini," katanya.
Ia menyampaikan warga di Kelurahan Jawi-jawi II selama ini juga dikenal menjalankan usaha bank sampah dan budidaya magot.
Sementara itu, Dosen Program Studi Teknologi Industri pertanian Universitas Dharma Andalas Sri Mutiar mengatakan pihaknya telah memulai membina pemanfaatan sampah untuk magot.
Ia menyebutkan ada tiga produk yang dihasilkan dari budidaya magot tersebut yaitu ulat magot untuk pakan ternak, pupuk padat, dan pupuk cair.
"Yang telah mendapatkan SNI itu untuk pupuk, yang unsurnya dapat menyamai unsur pada pupuk kimia, tapi ketika dicoba ke tanaman padi pertumbuhannya telihat lebih cepat," ujar dia.
Sejalan dengan itu Ketua Komunitas Eco Enzyme Sumbar, Syaifuddin Islami mengatakan 'eco enzyme' tersebut baru berkembang di provinsi itu pada awal 2020.
"Sedangkan untuk Kota Pariaman baru diperkenalkan hari ini," kata dia.
Ia menjelaskan 'eco enzyme' berasal dari kulit buah dan sayuran yang dicampurkan gula merah dan air lalu difermentasi selama tiga bulan.
Ia menyampaikan manfaat dari 'eco enzyme' yaitu dapat sebagai penjernih udara, penyubur tanaman pembersih air, cuci piring, sampo, dan pencampur mandi cair.
Ia menambahkan sasaran dari komunitas tersebut untuk saat ini tidak untuk ekonomi namun lebih pada pemanfaatan sampah organik.