Pengusaha pupuk organik di Tanah Datar kesulitan pasarkan produk, pupuk menumpuk di gudang (Video)

id pupuk organik Tanah Datar,berita Tanah Datar,Tanah Datar terkini,berita sumbar,sumbar terkini

Pengusaha pupuk organik di Tanah Datar kesulitan pasarkan produk, pupuk menumpuk di gudang (Video)

Pembuatan pupuk organik di Nagari Tanjung Alam, Kecamatan Tanjung Baru, Kabupaten Tanah Datar. (Antara/Etri Saputra)

Batusangkar, (ANTARA) - Pengusaha pupuk organik di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat kesulitan memasarkan produk mereka sehingga pupuk banyak menumpuk di gudang pembuatan.

Salah seorang pengusaha pupuk organik di Nagari Tanjung Alam, Kecamatan Tanjung Baru Afrizal di Tanjung Alam, Selasa, mengatakan sebagian besar pupuk itu menumpuk karena petani setempat belum banyak menggunakan pupuk organik.

"Akibatnya pupuk organik hasil buatan kami tidak terlalu laku di pasaran karena banyak petani enggan menggunakan dan tetap memilih menggunakan pupuk unorganik," katanya.

Padahal menurutnya pupuk organik yang diolah dari bahan utama kotoran sapi tersebut lebih ramah lingkungan dan dapat diproduksi dengan biaya murah.

Ia berharap pihak terkait membantu memasarkan pupuk tersebut, salah satunya dengan mengimbau para petani atau kelompok tani menggunakan pupuk alami tersebut.

Ia mengaku semenjak 2010 hingga 2016 pupuk kompos buatannya telah memenuhi permintaan konsumen dari sejumlah daerah di Sumatera Barat.

Bahkan pupuk organik itu dikirim ke berbagai daerah di Kabupaten Agam dan Kota Bukittinggi, Kabupaten Limapuluh Kota dan Kota Payakumbuh, dan untuk Kabupaten Tanah Datar sendiri.

Pupuk itu dibeli oleh dinas-dinas terkait dan ditenderkan melalui perusahaan untuk dibagikan kepada kelompok-kelompok tani, pupuk itu dikhususkan untuk tanaman padi.

Setidaknya sudah ada sekitar 12 perusahaan yang sudah menjalin kerja sama dengan usaha pupuk kelompok tani keluarga sepakat itu.

Namun semenjak berakhirnya kerja sama terjadi penurunan pembeli pupuk organik, terutama dua tahun belakangan yang bisa dikatakan nihil pembeli dalam jumlah besar.

Ia mengatakan terhentinya kerja sama dengan dinas-dinas terkait untuk mensuplai pupuk organik bagi para petani dikarenakan pengurangan anggaran di sektor tersebut.

"Berdasarkan informasi yang kami dapat dari dinas pertanian, dana untuk bidang pertanian, perkebunan, peternakan perikanan dikurangi sehingga penyediaan pupuk organik bagi petani yang dibeli kepada kami ditiadakan," katanya.

Ia mengaku saat ini hanya memproduksi pupuk organik sesuai permintaan petani. Kalau ada pesanan baru diproduksi kalau tidak ada pesanan tidak ada produksi. (*)