Padang (ANTARA) - Mantan Menteri Dalam Negeri RI Gamawan Fauzi mengajak pemerintah daerah Sumatera Barat belajar konsep pembangunan ke Singapura dan Bhutan yang konsisten mengoptimalkan kelebihan dan mengeliminir kelemahan untuk memajukan daerah.
"Pembangunan bukanlah mengambil atau memindahkan sebuah konsep dari negara atau daerah yang sudah terbukti maju dan memindahkan ke Sumbar namun harus disesuaikan dengan kondisi yang kita miliki," kata Gamawan saat jadi pembicara dalam Rapat Paripurna Istimewa HUT Sumbar ke-75 di Padang, Kamis.
Ia mengatakan daerah memiliki kondisi, situasi, potensi, peluang, tantangan dan hambatan yang berbeda.
Ia mengatakan Sumbar dapat menarik pelajaran dari Singapura dan Lee Kuan Yew muda yang baru menamatkan sekolah di Inggris dan melakukan analisa sungguh-sungguh bagaimana cara memajukan Singapura.
Menurut dia Lee belajar dari New York sebagai kota bisnis terbesar di dunia dan Frankrut sebagai kota perbankan di Eropa.
Kemudian Singapura merumuskan kebijakan dimulai dari industri perbankan dan perdagangan dengan memperbaiki kekurangan model perbankan dan bisnis perdagangan.
"Singapura konsisten dengan konsepnya sehingga memetik hasil seperti sekarang," katanya
Ia menilai sejak awal orde baru Sumbar yang memiliki Kota Padang sebagai ibu kota tidak semegah ibu kota provinsi lain namun hal itu bukan segalanya karena tujuan pembangunan kemegahan maka bangunan besar seperti hotel, perkantoran dan gedung-gedung itu bukan milik masyarakat setempat.
Apabila pusat perbelanjaan, hotel, tempat hiburan yang berskala besar tidak dimiliki masyarakat Simbar maka uang yang dihasilka akan mengalir kepada pemilik modal yang ada di luar Sumbar bahkan dari luar negeri.
Kebijakan yang dilakukan sudah tepat karena semua dimiliki masyarakat Sumbar dan membuat uang beredar dan dinikmati masyarakat Sumbar.
"Saya merasa bangga dan banyak masyarakat luar Sumbar yang kagum karena di sini tidak tumbuh mini market yang punya jaringan internasional namun lokal yang dikelola masyarakat. Ini bukan diskriminatif tapi kebijakan melindungi usaha ekonomi lokal," kata dia.
Menurut dia hal yang perlu dilakukan adalah memberikan kemudahan bagi pengusaha lokal dan mengajak para perantau yang bermodal kuat berinvestasi di Sumbar
Selain itu ia mengajak pemerintah daerah belajar ke sebuah negara kecil Bhutan yang menjaga nilai tradisi mereka. Negara ini terdiri dari hutan dan bukit serta berlembah yang dipelihara kelestarian hutannya.
Dalam keseharian masyarakat Bhutan selalu menggunakan pakaian tradisional namun mereka tidak menutup diri dari teknologi dan modernisasi.
"Kemajuan teknologi dan modernisasi tidak mendegradasi nilai tradisi mereka dan negara ini menjadi negara dengan index kebahagiaan tertinggi di Asia," kata dia.
Sumatera Barat akan selalu menghadapi tantangan yang berat dalam memelihara tradisi dan nilai luhurnya. Masyarakat Sumbar memiliki tradisi bersekolah dan terbuka pada kemajuan namun kemajuan tidak boleh bertentangan dengan nilai agama dan adat.
" Kita buang yang buruk dan terima yang baik sehingga kemajuan diraih sebagai berkah ilmu pengetahuan dan wawasan luas dalam landasan iman yang kuat," kata dia.
Berita Terkait
Batik "Jeruji Besi" Lapas Suliki wakili Sumbar dalam HUT pemasyarakatan 2024
Selasa, 30 April 2024 18:32 Wib
Pemkot Pariaman mulai persiapkan anggota Paskibra HUT Kemerdekaan RI
Minggu, 21 April 2024 16:21 Wib
Peringatan HUT ke-94 PSSI
Jumat, 19 April 2024 17:46 Wib
Mini Soccer Trofeo Cup JPS Dalam Rangka HUT ke-114 PT Semen Padang, Tim Humas FC Semen Padang Juara 1
Selasa, 26 Maret 2024 10:51 Wib
Bank Nagari tambah kuota Promountuk pinjaman ASN, PPPK dan Pensiunan dalam rangka HUT Ke-62 dan Ramadhan 1445 H
Jumat, 22 Maret 2024 18:14 Wib
HUT Ke-62, Bank Nagari laju bersama digitalisasi
Selasa, 12 Maret 2024 15:16 Wib
HUT ke-62, Bank Nagari-PWI gelar lomba penulisan feature
Minggu, 10 Maret 2024 12:26 Wib
Ini dia, para pemenang MTQ dan lomba adzan HUT Bank Nagari ke-62
Kamis, 7 Maret 2024 12:40 Wib