Kue bika tetap diburu wisatawan kala pandemi COVID19 (Video)

id Kue bika, Sumbar,kue minang

Kue bika tetap diburu wisatawan kala pandemi COVID19 (Video)

Pembuatan kue buka masih secara tradisional (ANTARA SUMBAR/Etri Saputra)

Batusangkar (ANTARA) - Kue bika cemilan khas Minang yang banyak ditemui di Nagari Koto Baru, Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat tetap diminati dan diburu masyarakat meski di tengah pandemi COVID-19.

"Meski terjadi pengurangan pembeli akibat pandemi namun kue bika tetap diminati pengunjung, baik wisawatan keluarga ataupun rombongan wisatawan," kata Engki salah seorang penjual bika di Nagari Koto Baru, Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar.

Ia mengatakan kebanyakan pembeli kue bika Koto Baru itu merupakan wisatawan atau pengunjung yang melewati kawasan itu baik untuk dikonsumsi ataupun dibawa pulang sebagai oleh-oleh.

Untuk satu potong kue bika dihargai Rp3000 dengan rasa menyesuaikan dengan selera masing-masing, ada rasa pisang, durian dan original.

"Rasa durian biasanya ada bila

musim durian tiba, namun rasa yang tetap ada setiap harinya rasa pisang dan original," katanya.

Menariknya, di kedai milik Engki di Bika Talago Koto Baru wisatawan tidak hanya sekedar mencicipi makanan tapi juga menyaksikan langsung bagaimana proses kue itu dibuat.

Kue itu dibuat atau dipanggang sesuai berapa pesanan yang diminta, itu sebabnya banyak pembeli yang antri menunggu kue itu masak.

Kue bika dimasak dengan dibakar di dalam belanga, satu belanga berisikan lima sampai tujuah potong bika dengan lama pemanggangan sekitar 10 menit.

Untuk kayu yang digunakan tidak boleh sembarangan kayu, biasanya kayu yang digunakan adalah kayu kulit manis karena memiliki serat kayu yang keras dan tahan lama dibakar.

"Kayu kulit manis digunakan karena apinya lebih tahan lama dan tidak memiliki banyak asap," katanya.

Sementara Nanda, salah seorang rombongan wisatawan asal Batusangkar mengaku ia membeli bika selain suka dengan rasanya juga menjadi makanan di dalam mobil.***1***