Mahyeldi Sosok Pemimpin Bertangan Dingin

id mahyeldi-audy, pilgub sumbar

Mahyeldi Sosok Pemimpin Bertangan Dingin

Foto Udara Pantai Padang. (Antara/Iggoy El Fitra)

Padang (ANTARA) - Menyesap secangkir kopi sembari menatap keindahan lembayung yang mulai memerah di ujung kaki langit menjelang senja adalah kemewahan yang bisa anda nikmati di Pantai Padang, Sumatera Barat.

Keindahan pantai, alunan khas debur ombak, langit nan memerah jingga, riuh gembira suara kanak-kanak berlari-lari di pantai merupakan perpaduan sempurna simfoni alam maha karya sang Pencipta.

Apalagi sejak 2014 wajah baru Pantai Padang hadir setelah pemerintah kota di bawah kepemimpinan sang Wali Kota Buya Mahyeldi melakukan banyak pembenahan.

Berkat tangan dingin Pak Wali dan upaya keras jajaran pemerintah kota pun mulai membuahkan hasil dengan memindahkan bangunan yang berada di bibir pantai dan merelokasi pedagang yang berjualan di sisi pantai sehingga benar-benar bisa dinikmati langsung pengunjung tanpa ada penghalang.

Sebelumnya di bibir pantai didominasi oleh rumah makan seafood hingga pedagang kaki lima dan tenda ceper sehingga pengunjung tidak leluasa menikmati pemandangan .

Namun itu dulu, berkat tangan dingin Pak Wali yang melobi pedagang dan melakukan relokasi wajah Pantai Padang pun jauh lebih indah dan menawan.

Tidak hanya mengosongkan namun pedagang diberi solusi dengan dipindahkan ke bekas Kantor Dinas Pariwisata Padang dan Lapau Panjang Cimpago.

Setidaknya saat ini terdapat tiga titik yang menjadi favorit pengunjung untuk berfoto yaitu tugu IORA yang bertuliskan kota Padang dengan latar oranye, monumen Merpati Perdamaian yang menjulang tinggi dan Pantai Muaro Lasak dengan tulisan berlatar merah.

Tak pelak hampir dipastikan semua pengunjung akan berhenti dan berfoto minimal di Tugu IORA tersebut.

Jika berwisata ke Ranah Minang maka Pantai Padang merupakan destinasi wajib pertama yang harus dikunjungi. Selain menawarkan keindahan pantai, laut biru, di sepanjang pantai tersedia beragam kuliner mulai dari hidangan laut hingga penganan lokal khas seperti kerupuk kuah, pensi, dan langkitang.

Pantai Padang telah berubah menjadi menjadi kawasan wisata keluarga yang ramai dikunjungi wisatawan nusantara dan mancanegara.

Pemerintah kota berhasil meyakinkan bahwa pembenahan pariwisata bukan untuk kepentingan pemkot semata, namun hal ini juha untuk kemaslahatan warga setempat agar ikut menikmati kue pariwisata dan jika tidak dibenahi bisa tertinggal dari daerah lain.

Terkait dengan sejumlah keluhan mulai dari oknum pedagang yang mematok harga mencekik hingga parkir liar secara perlahan namun pasti hal itu pun berhasil dibenahi.

Kini Pantai Padang kian sempurna karena ada dua masjid megah yang sudah hampir rampung di bangun. Pertama Masjid Al Hakim dengan arsitektur khas Timur Tengah dan didominasi warna putih. Kedua Masjid Mujahidin yang berada di sisi selatan dekat Lolong.

Dua masjid tadi menjadi ikon Padang sebagai wisata halal. Paket lengkap usai menikmati keindahan pantai bersama keluarga, mencicipi beragam kuliner tradisional hingga hidangan laut akan sempurna dengan melaksanakan shalat di masjid indah.

Beralih ke Pasar Raya Padang yang usai gempa 2009 kondisinya memprihatinkan, kumuh membuat pengunjung enggan berbelanja kini wajahnya pun telah berubah corak menjadi pasar modern yang bersih dan tertata rapi.

Revitalisasi Pasar Raya Padang juga butuh waktu dan memakan proses panjang mulai dari relokasi pedagang sementara saat pasar dibangun kembali hingga meyakinkan pedagang bahwa pembenahan adalah yang terbaik untuk pedagang itu sendiri dan warga kota.

Kini berkat tangan dingin Pak Wali yang memegang filosofi memimpin adalah melayani beragam kemajuan terlihat nyata di Kota Padang.

Setidaknya terdapat 37 penghargaan yang diraih dari Pemerintah Pusat dan sejumlah pihak atas tangan dinginnya memimpin kota. (adv)

Penulis adalah juru bicara Mahyeldi-Audy Joinaldy

Baca juga: Sahur istimewa keluarga Warni bersama Pak Wali

Baca juga: Sosok yang sederhana itu dipanggil Buya