Padang Panjang (ANTARA) - Kepala SMPN 6 Padang Panjang mengenalkan pemanfaatan remote area community hotspot for education and learning (RACHEL) sebagai inovasi yang diciptakan dalam penerapan pendidikan jarak jauh di sekolah itu pada Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK).
Kepala SMPN 6 Padang Panjang, Muji Sirwanto mengenalkan perangkat RACHEL di pertemuan dalam jaringan di Padang Panjang, Senin, bersama Deputi Bidang Pendidikan dan Agama Kemen PMK Agus Sartono dan sejumlah sekolah tingkat SMP dan SMA di Indonesia.
"RACHEL ternyata menarik perhatian banyak pihak sehingga SMPN 6 turut dalam presentasi inovasi pembelajaran jarak jauh di masa pandemi COVID-19," sebutnya.
Ia menerangkan pengembangan RACHEL dilatari kondisi ekonomi siswa sekolah tersebut dimana pada umumnya para orangtua hanya bekerja sebagai buruh tani.
Kondisi itu, menurutnya membuat orangtua harus menyediakan dana tambahan untuk membeli paket data internet guna mendukung pembelajaran jarak jauh anak-anaknya.
"Dapat dikatakan 80 persen siswa orangtuanya buruh tani. Kami berusaha agar dalam kondisi wabah ini tidak makin memberatkan para orangtua dalam mendukung pendidikan anak-anaknya," tambahnya.
RACHEL berasal dari alat terdiri dari Raspberry P, adaptor, SD card 128 GB, dan penunjang lainnya yang menampung seluruh tugas maupun pembelajaran baik berupa video modul-modul maupun buku elektronik.
Pola kerjanya, perangkat tersebut dipasang di rumah siswa yang letaknya strategis kemudian siswa lain dapat mendekati titik pemasangan hingga radius 150 meter untuk dapat mengunduh bahan belajar tanpa paket data internet.
Sekali dalam seminggu, bahan pembelajaran diperbarui kemudian dapat diunduh kembali oleh para siswa.
Ia mengatakan setiap unit RACHEL membutuhkan biaya Rp4 juta dan saat ini sudah ada enam unit yang dipasang di lokasi yang paling banyak siswa SMPN Padang Panjang.
"Biaya untuk perangkat RACHEL itu sumbangan dari sejumlah donatur juga memakai biaya pribadi. Harapan kami pendidikan bagi anak tetap berjalan meski kini harus dalam jarak jauh akibat wabah COVID-19," katanya.