Kesiapan daerah perlu dalam pencegahan stuting di masa pandemi COVID-19

id Gubernur,Stunting, gizi buruk, irwan prayitno, sumbar terkini

Kesiapan daerah perlu dalam pencegahan stuting di masa pandemi COVID-19

Gubernur Irwan Prayitno (Ist)

Padang (ANTARA) - Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno sebagai pembicara utama (Keynote Speaker) dalam acara Web Seminar (Webinar) yang diselenggarakan oleh Habibie Institute for Publik Policy and Governance (HIPPG) Universitas Indonesia (UI), dengan tema kesiapan daerah dalam upaya pencegahan stuting dimasa pandemi COVID-19. di kediaman Gubernur, Kamis (9/7).

Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno mengatakan kesiapan daerah dalam upaya pencegahan stunting dimasa pandemi COVID-19 perlu melakukan pelayanan gizi dan mengutamakan prinsip pencegahan COVID-19, tetap dilakukan terutama cuci tangan pakai sabun, menggunakan masker menjaga jarak fisik, membentuk group secara daring untuk konseling dan edukasi gizi, melakukan pelayanan posyandu.

Konseling gizi ibu hamil dan anak, pemberian makan tambahan pemberian vitamin A, tablet tambahan darah untuk ibu hamil dan remaja putri dan melakukan kunjungan ke rumah. Hal tersebut perlu diupayakan dalam pencegahan dan penaggulangan stunting di Sumatera Barat.

Gubernur Irwan Prayitnomenyampaikan, stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak lebih pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal kehidupan setelah lahir dan nampak setelah anak berusia dua tahun.

"Untuk itu perlu perbaikan pola asuh, pola makan dan perbaikan sanitasi tiga komponen ini perlu penanggulangan dengan cepat, akan didata kelapangan ke daerah, desa-desa atau nagari di bawah pimpinan bupati walikota tentu pemprov juga ikut berperan dalam hal ini," ucapnya.

Irwanmengatakan, masalah stunting ini adalah merupakan tata kelola dalam penanganannya sehingga diperlukan suatu menyamakan visi. Dengan webinar ini agar mempunyai visi yang sama dalam menangani stunting agar nilai angka stuting di pada 2024 turun menjadi 14 persen supaya semua bergerak secara cepat dan inovatif untuk menyelamatkan rakyat dari era pandemiCOVIDini.

"Di Sumatera Barat menghadapi masalah gizi yang berdampak terhadap kulitas Sumber Daya Manusia (SDM) yaitu masih tinggi prevalensi anak balita pendek (stunting). Dan stunting tersebut adalah sebuah kondisi berdasarkan pengukuran tinggi badan menurut umur seseorang ternyata lebih pendek dibandikan tinggi badan seusianya," ungkap Irwan.

Gubernur Sumbar juga mengatakan faktor Langsung mempengaruhi status gizi balita yaitu faktor konsumsi makanan dan penyakit infeksi kedua ini saling mempengaruhi.

Kualitas lingkungan hidup terutama adalah ketersediaan air bersih sarana sanitasi dan perilaku hidup sehat seperti kebiasaan cuci tangan dengan sabun, buang air besar di jamban, tidak merokok dan sirkulasi udara dalam rumah.

"Dan faktor lain yang mempengaruhi faktor langsung dan tidak langsung yaitu situasi politik, ekonomi dan sumberdaya yang ada meliputi sumber daya lingkungan, perubahan iklim namun akhirnya kemiskinan adalah akar masalah kekurangan gizi," ungkapnya.

Selain itu Gubernur Irwan Prayitno juga mengatakan bahwa pelayanan utama masalah gizi dilakukan oleh posyandu karena merupakan ujung tombak dalam melakukan mendeteksi dini bila terjadi masalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan untuk segera ditangani.