Jambi (ANTARA) - Bupati Batanghari, Jambi, Syahirsah menyebutkan muncul banyak data baru warga tak mampu terdampak pandemi COVID-19 di daerah setempat.
“Batanghari masih banyak data baru yang di temukan akibat terdampak COVID-19 ini, salah satunya petani karet yang tidak dapat menjual hasil karet-nya ke gudang-gudang penampungan,” ucap Bupati Syahirsah di Batanghari, Kamis.
Berdasarkan validasi data yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Batanghari, ada penambahan data baru sekitar 30 ribuan kepala keluarga (KK) yang hingga saat ini belum mendapat bantuan. Sementara itu, sebelumnya berdasarkan data Terpadu Kesejahteraan Sosial (TKS) Kabupaten Batanghari ada 25 ribu KK warga tidak mampu di daerah itu.
Sebagian besar data baru tersebut didominasi oleh petani karet. Karena di daerah itu sektor perkebunan terutama kebun karet dan kelapa sawit menjadi mata pencaharian utama masyarakatnya.
Dijelaskan Syahirsah, melalui Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Verifikasi dan Validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang dilaksanakan dengan sistem dalam jaringan (daring) melalui video teleconference. Kementerian Sosial tidak dapat memberikan top up bantuan kepada data baru warga tidak mampu tersebut. Kementerian menginstruksikan agar data baru warga tidak mampu tersebut bantuannya dapat ditanggulangi oleh daerah masing-masing.
Sementara itu, Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Verifikasi dan Validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) tersebut membahas tentang verifikasi dan validasi data penerima bantuan sosial di daerah dari pemerintah.
Upaya verifikasi dan validasi data kemiskinan di tingkat kabupaten atau kota merupakan verifikasi dan validasi yang paling krusial. Melalui rapat tersebut turut dibahas mengenai kendala yang di hadapi dalam proses verifikasi dan validasi data.