Jakarta, (Antara) - Indonesia perlu menarik pengusaha Australia khususnya Australia Barat untuk menanamkan modalnya di kawasan dekat negara bagian itu dan mengekspor hasilnya melalui jalur laut ke berbagai negara. Hal itu disampaikan Mantan Menko Bidang Perekonomian Kabinet Gotong Royong Prof. DR. Dorodjatun Kuntjoro Jakti di Jakarta, Senin malam. "Mereka dapat menanam modal sendiri atau bekerja sama dengan para pengusaha Indonesia dengan membangun pabrik yang hasilnya untuk ekspor atau membangun infrastruktur pelabuhan," katanya. Menurut dia, jalur laut di Selat Sunda dapat digunakan untuk mengangkut barang-barang ekspor ke Pakistan, Bangladesh atau negara-negara-negara Afrika. Dikatakannya, peluang-peluang juga terbuka bagi pengusaha Australia untuk membangun pelabuhan di Madura, Jawa Timur. Guru Besar Ekonomi dari Universitas Indonesia ini memberikan pandangannya dalam perbincangan terbatas The First Murdoch Commission yang juga dihadiri lima wartawan Indonesia. Dorodjatun termasuk anggota komisaris Komisi itu yang diketuai bersama oleh Kerry Sanderson dari The Perth Mint, Australia, perusahaan emas dan Prof. Chung Min Lee dari Universitas Yonsei, Seoul, Korea Selatan. Komisi ini melakukan berbagai diskusi dan riset untuk mengeksplorasi kawasan Asia Tenggara dan Australia Barat. Wilayah Australia itu memiliki sumber daya alam berupa pertambangan yang besar tapi para pengusahanya belum memafaatkan peluang-peluang usaha di kawasan Asia Tenggara terutama Indonesia. Sanderson mengatakan bahan-bahan tambang merupakan komoditas ekspor terbesar ke China dan hubungan perdagangan Australia Barat dan China relatif memberikan masukan bagi negara bagian Australia itu. Komisaris lainnya yang hadir dalam diskusi itu ialah Presiden Nasional Australian Institute of International Affairs John McCarthy, Mantan Dubes Indonesia untuk Australia Sabam Siagian dan Direktur Pascasarjana Universitas Paramadina Dinna Wisnu PhD. Dalam diskusi itu Dorodjatun juga menyampaikan proyeksi perekonomian Indonesia yang memiliki tren positif pada tahun-tahun mendatang dan menjadi pemain penting di bidang ekonomi bersama negara-negara seperti di China dan India. Beberapa peserta diskusi juga memberikan pandangan di bidang lainnya seperti pendidikan, pariwisata, kebudayaan yang dikemas dalam "soft diplomacy" untuk meningkatkan hubungan antarindividu atau antarpengusaha. Dorodjatun mengatakan pemimpin-pemimpin muda dari kawasan Asia Tenggara, China, India dan Australia perlu bertemu dan berdialog untuk menyongsong masa depan. "Mereka jangan melupakan sejarah hubungan di antara negara-negara di kawasan itu sebagai bekal untuk mengambil keputusan yang arif dan bijaksana," kata Dorodjatun yang kini menjadi Presiden Komisaris Bank BTPRI. (*/sun)
Dorodjatun: RI Perlu Tarik Investasi Australia Barat
Dorodjatun Kuntjoro Jakti
