Ada Jubir Presiden di Bincang-bincang Kebangsaan rangkaian perayaan Cap Go Meh di Padang

id amandemen UUD 1945,Fajroel Rachman,Cap Go Meh

Ada Jubir Presiden di Bincang-bincang Kebangsaan rangkaian perayaan Cap Go Meh di Padang

Muhammad taufik kiri (moderator), M. Fadjroel Rachman (tengah), pematik diskusi dan choirul (ANTARA/HO)

PadangĀ  (ANTARA) - Juru Bicara Presiden RI M. Fadjroel Rachman menyebutkan masterpiece atau karya besar Kebangsaan Indonesia dimulai sejak adanya amandemen UUD 1945.

"Dari hasil amandemen itu, kemudian lahir sebuah kesepakatan dengan tidak lagi mengenal adanya istilah pribumi yang membedakan diantara kita. Hanya satu menurut konstitusi yakni, Warga Negara Indonesia," kata M. Fadjroel Rachman saat menjadi narasumber Bincang-Bincang Kebangsaan dalam rangka perayaan Cap Go Meh di Padang, Jumat.

Ia mengatakan darimana pun asalnya, suku bangsa, agama, ras apapun, sepanjang warga negara Indonesia maka dia adalah WNI.

Setelah amandemen UU 45, sebutnya maka tidak ada lagi istilah asli tidak asli, pribumi tidak pribumi mayoritas atau minoritas

"Salah alah satu yang paling hebat menurut saya dalam amandemen itu adalah, dimana ada penghapusan istilah menjadi Presiden itu harus orang Indonesia asli," katanya.

Kemudian, imbuhnya juga dihapus tentang kebudayaan, puncak-puncak kebudayaan daerah itu dihapus, karena siapapun yang ada di Indonesia, dia berhak mengembangkan nilai-nilai kesukuannya, kebangsaannya ataupun segala hal terkait yang ada di Indonesia dan menjadi kekayaan bangsa Indonesia.

"Indonesia sekarang kalau saya tidak keliru ada 700 an lebih suku bangsa. Mungkin belum termasuk Tionghoa. Dan kemudian, bahasa yang hampir seribuan lebih. Itu adalah kekayaan kita," ujar Fadjroel.

"Semua suku bangsa, 700 an lebih, bahasa yang seribuan itu berhak untuk mencapai puncak-puncak nya sendiri dan mengisi apa yang kita sebut sebagai Republik Indonesia. Didalam bidang politik, masterpiece kita adalah satu. Presiden hanya boleh dua periode dan dipilih secara langsung. Jadi tidak boleh lagi ada seorang Presiden seumur hidup, tidak boleh lagi ada presiden yang misalnya dipilih tidak langsung dan, bahkan kepala daerah pun dipilih secara langsung," katanya.

Menurut Fadjroel salah satu mempertahankan pilar yang ada adalah sebuah projek besar untuk mempertahankan identitas-identitas Indonesia sentris dan juga identitas kebangsaan.

"Dengan adanya ibukota baru nanti di Kaltim. Di sana, mudah- mudahan betul-betul mewakili wajah Indonesia,"tutup nya.