Miss Lambe Hoaks Kominfo terpilih masuk nominasi WSIS Prizes 2020

id kominfo,miss lambe hoaks

Miss Lambe Hoaks Kominfo terpilih masuk nominasi WSIS Prizes 2020

Pada ajang tahunan Anugerah World Summit on the Information Society (WSIS Prizes), program Miss Lambe Hoaks terpilih masuk dalam salah satu nominasi yang yang dipertandingkan. (kominfo.go.id)

Jakarta, (ANTARA) - Pada ajang tahunan Anugerah World Summit on the Information Society (WSIS Prizes), program Miss Lambe Hoaks terpilih masuk dalam salah satu nominasi yang yang dipertandingkan, yakni pada Category 17, Action Lines C10 "Ethical dimensions of the Information Society", sebagai karya unggulan dari Indonesia.

Dalam keterangan tertulisnya, Kamis, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kominfo) mengajak seluruh warganet Indonesia beramai-ramai untuk melakukan one man one vote secara daring dengan batas waktu hingga 24 Januari 2020.

Selain Miss Lambe Hoaks, ada delapan proyek karya atau inisiatif Indonesia yang masuk nominasi, yaitu IoT Makers Creation 2019 Kementerian Kominfo, masuk dalam Category 1 “The role of governments and all stakeholders in the promotion of ICTs for development.”

Selanjutnya, BNPB dan Humanitarian OpenStreetMap Team Indonesia masuk dalam Category 3, “Access to information and knowledge. City Wide Mapping for Disaster Management Project.”

Ada pula Siberkreasi (Indonesia's National Movement for Digital Literacy) yang masuk dalam Category 4 “Capacity building,” sementara TAKE BACK OUR PRIVACY (privasi.id), ICT Watch, masuk dalam Category 5 “Building confidence and security in use of ICTs.”

Kemudian, ICT Literacy Talkshow Suara Madiun, RTIK Madiun, masuk dalam Category 16 “Media,” serta Anti Hoax Public Campaign, Mafindo dan #AgenDamai: A Collaborative Digital Campaign, CfDS, masuk dalam Category 17 “Ethical dimensions of the Information Society.”

Nantinya, lima dari 20 proyek per kategori yang mendapatkan suara terbanyak dari berbagai penjuru dunia, dinobatkan sebagai Champion (2nd Best). Kemudian, dari lima proyek tersebut dipilih satu oleh para pakar PBB sebagai Winner (Juara Pertama).

Voting daring pada Kompetisi World Summit on the Information Society (WSIS) Prizes 2020 dapat dilakukan dengan membuka website WSIS http://www.itu.int lalu pilih opsi “vote”.

Selanjutnya, daftar akun dengan klik tombol register as a new user (jika belum memiliki akun). Lalu, lengkapi data yang diminta, dan klik register. Pastikan mengaktifkan dahulu akun WSIS tersebut melalui tautan atau link konfirmasi yang dikirim ke surel yang didaftarkan.

Kemudian, pakai alamat surel dan kata kunci yang telah dikonfirmasi untuk masuk ke halaman selanjutnya, cari tombol vote di bagian kanan atas laman, klik Voting Form untuk mulai dukung Indonesia, terakhir Vote For This Project pada delapan nominasi tersebut.

Sejumlah inisiatif unggulan dari komunitas teknologi informasi dan komunikasi (TIK) Indonesia berhasil masuk dalam nominasi yang diselenggarakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak 2012.

Pada WSIS Prizes 2016 ada tiga nominator dari Indonesia yang menghasilkan 1 Champion (Juara Kedua), sedangkan pada WSIS Prizes 2017 terdapat 18 inisiatif Indonesia yang menghasilkan 1 Winner (Juara Pertama) dan 4 Champion.

Sedangkan pada World Summit on the Information Society (WSIS Prizes) 2018 yang diikuti oleh 463 inisiatif dari berbagai negara, Indonesia merebut 12 posisi champion (2nd Best) dalam The World Summit on the Information Society (WSIS) Prizes 2018.

Ajang penghargaan inisiatif pembangunan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang diselenggarakan International Telecommunication Union (ITU) itu menempatkan Indonesia dalam delapan kategori dari 18 kategori yang dikompetisikan.

Portal IndonesiaBaik.id dari Kemkominfo menjadi winner untuk kategori "media" pada 2018. Sebelumnya, di tahun 2017 gerakan literasi digital Internet Sehat dari ICT Watch menjadi winner untuk kategori "ethical dimensions".

Selanjutnya, pada ajang World Summit on the Information Society (WSIS) Prizes 2019 di Jenewa, Indonesia merebut empat penghargaan Champion dari PBB.

Setelah melalui kompetisi yang ketat, melibatkan 1062 inisiatif yang didaftarkan dari seluruh dunia melalui ajang WSIS Prizes, empat inisiatif Indonesia yaitu Data Bojonegoro (Relawan TIK Indonesia); Baktiku Pada Petani (Telkomsel); Baktiku Negeriku (Telkomsel) dan Saintif (Mahasiswa Universitas Diponegoro) memenangkan penghargaan.

Sebagai informasi, Miss Lambe Hoaks merupakan program hasil kolaborasi dan sinergi antara Biro Humas Setjen, Tim Aduan Konten Aptika, dan GPR TV Ditjen IKP Kementerian Kominfo.

Program mingguan ini menayangkan Miss Lambe Hoaks sebagai Tokoh Utama yang melaporkan hasil pantauan mingguan dari Tim Aduan Konten.

Dengan keceriwisan dari tokoh utama yaitu Miss Lambe Hoaks, program ini menceritakan pandangan terkini yang tengah menjadi perbincangan para warganet/netizen di seluruh platform media sosial baik dari Facebook, Twitter, Whatsapp, Instagram maupun portal yang informasinya tidak bisa dipertanggung jawabkan.

Program Lambe Hoaks ini diproduksi pada hari kerja setiap minggunya dan ditayangkan melalui saluran media utamanya yaitu GPR TV serta saluran Media Sosial Kementerian Kominfo yang lain seperti Youtube, Instagram, Twitter, maupun Facebook.

Dengan hadirnya program terbaru dan unggulan hasil kolaborasi dari tiga satuan kerja Kementerian Kominfo ini diharapkan dapat memberikan tayangan yang segar dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia dimanapun berada.

Lambe Hoaks ini menampilkan informasi-informasi seputar hoaks yang berhasil dikumpulkan selama satu pekan oleh mesin pelacak AIS Kominfo, kemudian ditampilkan oleh Miss Lambe Hoaks sebagai pembawa acara dan tayangkan di seluruh platform media sosial dan sejumlah stasiun TV.

Setiap hari, Kementerian Kominfo menerima informasi aduan konten hoaks. Kemudian aduan yang diterima melalui tiga jalur, yakni melalui mesin pelacak, aduan masyarakat dan laporan atau surat edaran dari instansi atau lembaga pemerintahan itu diverifikasi untuk dikaji kebenarannya.

Kementerian Kominfo berupaya mengurangi penyebaran hoaks karena adanya potensi dampak perpecahan bangsa akibat hoaks. (*)