Lubukbasung, (ANTARA) - Permintaan bibit ikan gurami masang cukup tinggi di Kabupaten Agam, Sumatera Barat mencapai 50 ribu sampai 100 ribu ekor setiap bulan untuk Provinsi Riau, sedangkan produksi hanya 20 ribu sampai 30 ribu setiap bulannya.
Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Ermanto di Lubukbasung, Sabtu, mengatakan pembibit ikan Agam tidak sangup untuk memenuhi permintaan bibit gurami masang untuk petani di Riau, karena jumlah bibit yang diminta cukup banyak dan bibit itu satu pengiriman.
"Jumlah bibit yang dimintak satu kali pengiriman dan tidak bisa beberapa tahap," katanya didampingi Kasi Pembenihan dan Sarana Prasarana DPKP Agam, Doni Afdison.
Ia mengatakan produksi bibit ikan di daerah itu hanya 20 ribu sampai 30 ribu per bulan dari tiga pembenih.
Tiga pembenih itu memiliki induk ikan 200 ekor dan pembibit ikan itu telah menyediakan 500 ekor induk ikan.
"Apabila induk ikan sudah berproduksi, maka permintaan bibit ikan akan terpenuhi," katanya.
Ia menambahkan produksi ikan itu dipasarkan di Agam, Pasaman dan Padang Pariaman dengan harga sesuai dengan ukuran.
Untuk ukuran lima sampai enam centimeter dengan harga Rp1.400 per ekor, ukuran tujuh sampai delapan centimeter dengan harga Rp2 ribu per ekor.
Sedangkan ukuran delapan sampai sembilan centimeter dengan harga Rp2.300 per ekor dan ukuran sembilan sampai 10 centimeter dengan harga Rp2.600 per ekor.
"Untuk tiga kabupaten itu masih menunggu bibit selama satu bulan," katanya.
Ia mengatakan ikan gurami masang merupakan endemik dari Sungai Batang Masang yang memanjang dari Kecamatan Palembayan, Ampeknagari dan Tanjungmutiara.
Ikan gurami masang ini memiliki postur tubuh berbeda dengan ikan gurami sago, asli dari Kabupaten Limapuluhkota.
Selain itu memiliki keunggulan pertumbuhan ikan sangat cepat dan tahan terhadap berbagai penyakit.