Cegah stunting, IGI: perlu pelibatan banyak pihak

id pencegahan stunting,cegah kekerdilan,Institut Gizi Indonesia ,Fasli Jalal

Cegah stunting, IGI: perlu pelibatan banyak pihak

Pembicara dari Institut Gizi Indonesia Prof Fasli Jalal. (Antara Sumbar/Ikhwan Wahyudi)

Padang, (ANTARA) - Pembicara dari Institut Gizi Indonesia (IGI) Prof Fasli Jalal menilai perlu pelibatan banyak pihak dalam upaya mencegah kekerdilan (stunting) di Tanah Air.

"Stunting merupakan masalah laten yang terjadi lama dan penanganan tidak bisa hanya oleh orang kesehatan saja atau pangan," kata dia di Padang, Senin pada Workshop Penyamaan Persepsi Perguruan Tinggi Pada Program Intervensi Gizi Terintegrasi Untuk Anak Stunting di kabupaten tiga lokus stunting di Sumbar.

Ia memberi contoh ketika ada satu intervensi saja dalam mencegah stunting seperti upaya menaikan usia persalinan dari usia 15 tahun menjadi 20 tahun maka akan dapat menurunkan angka stunting hingga 20 persen. "Yang bisa berperan di sini salah satunya adalah Kementerian Agama dan para pemangku adat agar anak tidak menikah dalam usia terlalu muda," kata dia.

Selain itu ia menilai pelibatan perguruan tinggi penting dalam pencegahan stunting.

Baca juga: Bukan saja dilema keluarga miskin, ternyata 30 persen anak keluarga kaya juga alami stunting

Baca juga: Angka stunting di Pariaman capai 17 persen, Ini yang akan dilakukan pemerintah


Ia menceritakan di Universitas Hasanudin dan beberapa perguruan tinggi lain mahasiswa kedokteran diwajibkan mendampingi minimal satu ibu hamil sejak tahun pertama hingga usia dua tahun. "Artinya mahasiswa jadi orang tua asuh tempat berkonsultasi dan memastikan tumbuh kembang anak baik," kata dia.

Fasli berharap ini bisa jadi contoh bagi perguruan tinggi lain yaitu para mahasiswa berperan sebagai ibu asuh bagi perempuan yang hamil dan memberikan pendampingan.

Tidak hanya itu penanganan stunting juga butuh lintas sektor untuk membuat program pencegahan yang lebih relevan, kata dia.

Ia juga berpesan kepada kepala daerah yang angka stunting tinggi tidak perlu malu karena yang penting adalah upaya untuk bisa menurunkan kasusnya karena ini merupakan investasi masa depan untuk menghadirkan generasi yang berkualitas dan berdaya saing.*

Baca juga: Wako Pariaman minta kontribusi puluhan organisasi wanita tekan stunting

Baca juga: Tanah Datar memberikan penghargaan nagari berprestasi cegah stunting