Jerusalem, Palestina (ANTARA) - Ratusan pemukim Yahudi secara paksa memasuki tempat bergolak di Jerusalem, kompleks Masjid Al-Aqsha, pada Ahad, dalam kunjungan yang jarang terjadi pada hari-hari terakhir Bulan Suci Ramadhan, kata seorang pejabat Palestina.
"Sebanyak 1.179 ekstremis Yahudi menyerbu kompleks tersebut sejak pagi," kata Omar Kiswani, Direktur Masjid Al-Aqsha, kepada Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad malam.
"Dalam pelanggaran besar terhadap Bulan Suci Ramadhan, pemukim menerobos masuk ke dalam kompleks Masjid Al-Aqsha melalui Gerbang Al-Mugharbah, yang berada di bawah perlindungan polisi Israel," katanya.
Kunjungan pemukiman Yahudi tersebut telah menyulut bentrokan di dalam kompleks itu antara polisi Israel dan orang Muslim yang sedang beribadah, yang berkumpul untuk memprotes kunjungan tersebut.
Bentrokan Ahad terjadi di tengah seruan oleh kelompok Yahudi kepada pemukim agar berkumpul di lokasi itu untuk memperingati apa yang mereka sebut "penyatuan kembali Jerusalem".
Israel secara tidak sah telah menduduki Jerusalem Timur, tempat Masjid Al-Aqsha berada, sejak Perang Arab Israel 1967.
Dalam tindakan yang tak pernah diakui oleh masyarakat internasional, Israel mencaplok seluruh kota itu pada 1980, dan mengklaimnya sebagai "ibu kota abadi dan tak terpisahkan" negara Yahudi.
Buat umat Muslim, Al-Aqsha adalah tempat paling suci ketiga setelah Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi. Sementara itu umat Yahudi merujuk daerah tersebut sebagai "Bukit Knisah", dan mengklaim tempat itu adalah lokasi dua kuil kuno Yahudi.
Hukum internasional terus memandang Tepi Barat Sungai Jordan dan Jerusalem Timur sebagai wilayah yang diduduki.
Sumber: Anadolu Agency