Sarilamak, (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat masih kekurangan 1.208 tenaga pengajar untuk pemerataan pendidikan di daerah itu.
"Kita mencatat kekurangan guru sekitar 1.208 orang, sementara anggaran tidak memadai," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Limapuluh Kota Indrawati Munir di Tanjung Pati, Senin.
Rinciannya, 772 untuk guru Sekolah Dasar (SD) dan 436 lainnya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP).
"Sedangkan SD kita ada sebanyak 372 dan itu rata-rata masih kekurangan guru. SMP ada 29 dan sebagian besar mereka kekurangan guru olahraga, agama, Bimbingan Konseling (BK), dan IT," kata Indrawati Munir.
Indrawati menerangkan, jumlah ideal guru untuk SD adalah sesuai dengan rombongan belajar (romber).
Apabila romber di sekolah tersebut ada enam, maka jumlah ideal gurunya adalah enam guru kelas dan satu guru agama serta satu guru olahraga.
"Saat ini untuk daerah-daerah yang jauh, rombernya rata-rata 6 sedangkan guru kadang hanya dua PNS sisanya honorer, kalau sekolah yang jauh-jauh itu kadang gurunya minus tiga sampai minus lima," jelasnya.
Indrawati menerangkan untuk memenuhi kekurangan guru tersebut pihaknya masih cukup bergantung terhadap keberadaan guru honorer.
"Jumlah guru honorer kita lebih dari 1.000 orang," ujarnya.
Untuk perekrutan tenaga guru honorer sudah tidak lagi dilakukan semenjak Juli 2018 lalu.
"Kita kekurangan guru, tapi di sisi lain guru honorer masih ada yang gajinya Rp200 ribu atau Rp300 ribu perbulan karena memang anggaran terbatas," terangnya.
Ia ingin terlebih dahulu menuntaskan permasalahan guru honorer tersebut sebelum kembali memutuskan untuk merekrut yang baru.
"Terakhir untuk pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) kita ada 100 orang guru," jelasnya.
Indrawati berharap agar ke depannya formasi penerimaan CPNS untuk guru di Kabupaten Limapuluh Kota ditingkatkan.
"Untuk tahun lalu kita ada 172 formasi CPNS untuk guru SD. Mudah-mudahan tahun ini ada peningkatan jumlah," kata Kadisdik. (*)