Jakarta, (ANTARA) - Pertamina Hulu Energi (PHE) ONWJ menyatakan bahwa anjungan lapangan YY siap meluncur ke lepas pantai untuk menggenjot produksi minyak dan gas bumi.
Setelah selesai tahap pabrikasi Anjungan YYA yang dilakukan oleh kontraktor EPCI PT Meindo Elang Indah di Handil-1 Fabrication Yard, Anjungan YYA diberangkatkan Sail Away menuju lepas Pantai Utara Jawa Barat, berdasarkan informasi tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Selasa.
Kepala Divisi Manajemen Proyek dan Pemeliharaan Fasilitas SKK Migas, Luky Agung Yusgiantoro menjelaskan Proyek YY ini adalah salah satu proyek yang secara ketat dipantau SKK Migas karena akan onstream tahun ini dan memberikan kontribusi dalam mencapai target produksi.
"Apabila dimungkinan kita akan mendukung dan mendorong agar proyek ini dapat selesai lebih cepat," tegasnya.
Sementara itu Direktur Utama PHE Meidawati menegaskan PHE ONWJ adalah KKKS pertama di Indonesia menerapkan skema gross split. Proses pabrikasi Anjungan YYA yang tepat waktu membuktikan penerapan gross split dengan tepat, sehingga segala sesuatunya lebih efisien.
"Hal ini juga membuktikan PHE ONWJ tetap semangat terus meningkatkan produksi migas nasional,“ pungkasnya.
Sejak dimulainya tahap pabrikasi di bulan Agustus 2018, milestone pengembangan Lapangan YY diharapkan memenuhi OTOBOSOR (on time, on budget, on scope dan on return) dan tetap mengedepankan aspek keselamatan, kesehatan, dan lindung lingkungan dalam pelaksanaanya.
Direktur Pengembangan PHE, Afif Saifudin menambahkan aging facilities adalah tantangan tersendiri untuk dapat mengurangi natural decline, tentunya akan membutuhkan strategi khusus.
"Yang kami lakukan dengan pengembangan lapangan YY adalah langkah nyata PHE khususnya PHE ONWJ untuk mengejar target produksi Anjungan YYA yang direncanakan terdiri dari tiga sumur dan slot dua sumur tambahan untuk antisipasi drilling pada masa mendatang," katanya.
Perjalanan menuju lokasi pemasangan akan memakan waktu selama sekitar 7-9 hari, sehingga diperkirakan di awal April pemasangan Anjungan YYA yang terdiri atas pile, jacket, dantopside termasuk boat landing anjungan sudah dapat dilakukan.
Secara paralel dalam waktu yang bersamaan yaitu sejak bulan Januari hingga Februari 2019, telah terlebih dahulu dilakukan pemasangan pipa penyalur bawah laut sepanjang 13,5 km dari lokasi rencana Anjungan YYA ke Anjungan KLB.
Pipa bawah laut tersebut akan digunakan untuk menyalurkan minyak dan gas ke Anjungan KLB yang selanjutnya minyak akan dialirkan ke central plant untuk pemprosesan dan dialirkan ke FSO Arco Arjuna, sedangkan gas akan disalurkan ke Anjungan Mike-Mike dan kemudian ke Muara Karang untuk didistribusikan ke konsumen.
Proyek ini memiliki alokasi biaya 85,4 juta dolar AS dengan potensi cadangan minyak dan gas yang cukup besar mencapai empat MMBO dan gas 21,2 BSCF direncanakan berproduksi pada akhir September 2019. Diharapkan nantinya Lapangan YY akan menyumbang tambahan produksi minyak sebesar 4.065 BOPD dan gas bumi mencapai 25,5 MMSCFD.
Produksi dari Lapangan YY akan digunakan seluruhnya untuk kepentingan dalam negeri sehingga menjadi pendorong roda perekonomian industri di sekitar wilayah kerja PHE ONWJ.
Sebelumnya di tahun 2018 telah berhasil melaksanakan pemasangan anjungan SPA sebagai pengembangan Lapangan SP dan PHE ONWJ menerima beberapa penghargaan antara lain dari SKK Migas, yaitu Exceptional Endevour in Implementing PSC Gross Split and Initiatives in Financial Compliance. (*)
Berita Terkait
BI: Ketegangan global turut picu penurunan ekspor CPO Sumbar
Rabu, 6 November 2024 18:18 Wib
Produk turunan minyak nilam Aceh
Selasa, 22 Oktober 2024 16:16 Wib
Harga pangan Rabu pagi, cabai rawit turun Rp3.230 jadi Rp42.270 per kg
Rabu, 9 Oktober 2024 9:06 Wib
Harga pangan Senin fluktuatif, minyak goreng stabil Rp18.110 per kg
Senin, 7 Oktober 2024 9:14 Wib
Harga cabai keriting pada Kamis naik Rp1.030 jadi Rp32.640 per kg
Kamis, 3 Oktober 2024 9:47 Wib
BPS yakini lonjakan permintaan CPO tidak ganggu kebutuhan dalam negeri
Rabu, 2 Oktober 2024 16:01 Wib
BI ungkap potensi besar ekspor CPO asal Sumbar ke India pada 2025
Rabu, 2 Oktober 2024 10:43 Wib
Sumbar catat peningkatan nilai ekspor hingga 64,40 persen
Selasa, 1 Oktober 2024 17:15 Wib