Damaskus, (ANTARA) - Wakil Perdana Menteri, dan Menteri Luar Negeri dan Ekspatriat Suriah Walid Al-Moallem mengatakan keputusan Presiden AS Donald Trump takkan mempengaruhi status Dataran Tinggi Golan, yang diduduki Israel.
Ia menambahkan Dataran Tinggi Golan kebal karena warganya, rakyat Suriah, tentara dan resolusi internasional PBB.
"Keputusan Amerika Serikat tak akan berpengaruh apa-apa, kecuali pengucilan AS," kata Al-Moallem kepada stasiun televisi Suriah dalam percakapan telepon pada Senin. Ia menanggapi pertanyaan mengenai damak dari langkah AS mengenai status Dataran Tinggi Golan.
Mengenai pendirian Trump dan reaksinya di wilayah tersebut, Al-Moallem mengatakan tak seorang pun dapat meramalkan apa "yang dilakukan perompak", demikian laporan Kantor Berita Arab Suriah, SANA --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi. "Dia dan pemerintahnya telah membuktikan bahwa mereka adalah faktor ketakstabilan dan faktor hegemoni atas masyarakat internasional. Ia telah memulai dengan Al-Quds (Jerusalem), tapi di sini mengenai Dataran Tinggi Golan. Ia tak bisa melakukan apa-apa, sebab tanah itu adalah miliki rakyatnya," katanya.
Mengenai reaksi internasional, yang menolak tindakan AS, Al-Moallem mengatakan tak diragukan bahwa "kita dapat mengandalkan reaksi tersebut sebab semua itu adalah pendapat masyarakat internasional --yang mematuhi resolusi PBB".
Suriah telah menekankan penolakan tegas terhadap keputusan Presiden AS Donald Trump, yang mengakui pencaplokan Dataran Tinggi Golan, yang diduduki, buat Zionis, dan mengatakan tindakan tersebut merupakan tingkat paling tinggi mengenai penghinaan terhadap keabsahan internasional dan pukulan buat masyarakat internasional.
Pada Senin malam (25/3), Presiden AS Donald Trump menandatangani dekrit yang mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan, wilayah Suriah yang diduduki Israel sejak 1967.
Dekrit itu meresmikan pernyataan Trump pada 21 Maret, saat ia mengatakan "sudah tiba waktunya buat Amerika Serikat untuk sepenuhnya mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan." (*)