Etalase pesepak bola muda Sumbar itu bernama Minangkabau Cup

id Minangkabau Cup II

Etalase pesepak bola muda Sumbar itu bernama Minangkabau Cup

tim Kecamatan Talawi Kota Sawahlunto berhasil menjadi juara Minangkabau Cup II setelah mengandaskan perlawanan Guguak dengan skor 2-0 di partai final yang digelar di Stadion Haji Agus Salim Kota Padang, Sumatera Barat, Sabtu (23/3) (ANTARA SUMBAR/ Mario Sofia Nasution)

Padang, (ANTARA) - Gelaran turnamen kolosal antar kecamatan se-Sumatera Barat Minangkabau Cup II baru saja selesai ditabuh, Kecamatan Talawi Kota Sawahlunto berhasil menjadi tim terbaik dari 162 tim kecamatan yang berlaga di turnamen yang dulunya bernama Irman Gusman Cup tersebut.

Setidaknya 3.520 pemain berusia 17 tahun hingga 21 tahun beradu kemampuan dalam mengolah bola dan membawa tim kecamatan mereka menjadi tim terbaik dalam turnamen yang digelar sejak 15 Desember 2018 hingga 23 Maret 2019.

Total ada 342 pertandingan yang tersaji dalam turnamen tersebut dan menghasilkan 974 gol dengan rata-rata setiap laga menghasilkan 2,84 gol. Data tersebut tentu mengindikasikan suatu hal yakni besarnya potensi pemain sepak bola dari Ranah Minang.

Tim kecamatan yang datang dari 19 kota dan kabupaten membawa pemain dari nagari (desa adat) yang ada di seluruh pelosok Sumatera Barat. Mereka ingin membuktikan bahwa daerah mereka memiliki pemain hebat yang siap bersaing dengan daerah lain di Indonesia.

Ketua Panitia Minangkabau Cup II Tria 'Ola' Suprjeni mengatakan turnamen ini memberikan pesepak bola muda Sumbar pilihan untuk memperlihatkan kemampuannya kepada publik.

Potensi inilah yang coba disaring melalui turnamen yang berlangsung cukup panjang dan tentunya menghasilkan pemain yang siap secara fisik, mental dan memiliki kompetensi yang memadai untuk menjadi pemain bola handal.

Dulu, lanjutnya pelatih Timnas U-19 Indra Sjafri harus pergi ke pelosok nusantara untuk mencari bibit pemain bola untuk memperkuat timnas. Melalui turnamen ini pihaknya berupaya membantu seluruh pihak untuk menemukan potensi pesepakbola dari Sumatera Barat.

Panitia Minangkabau Cup II sendiri telah membentuk tim pemandu bakat yang bertugas khusus memantau pemain yang berlaga di setiap pertandingan. Pemantauan tersebut dimulai sejak babak 35 besar dan hingga partai puncak pihaknya telah mengantongi 88 nama pemain.

Koordinator pemandu bakat Minangkabau Cup Dr Alex Alda Yudi mengatakan pihaknya telah mengantongi 88 nama pemain dari pemantauan yang dilakukan oleh tim pemandu bakat.

Ia mengatakan ada empat hal penting dimiliki pemain tersebut yakni mulai dari kekuatan fisik, keterampilan mengolah bola baik secara individu maupun tim, memberikan pengaruh kepada pertandingan dan memiliki mental yang bagus.

Selanjutnya nama-nama itu akan diserahkan kepada Asprov PSSI Sumbar agar mereka disaring masuk dalam tim Pra PON 2020 nantinya. Selain itu pihaknya juga akan menyerahkan nama-nama tersebut kepada Asprov kota dan kabupaten untuk yang akan berlaga di ajang Porwil.

Sementara Ketua Harian Minangkabau Cup mengungkapkan salah satu tujuan utama turnamen ini memunculkan pemain berbakat dan memfasilitasi mereka berkembang menjadi pesepak bola profesional.

Menurut dia banyak ide untuk memfasilitasi mereka berkembang dengan baik salah satunya menggandeng pelatih Timnas U-23 Indra Sjafri untuk menilai mereka bahkan saat ini empat nama pemain jebolan Minangkabau Cup II sudah ada di kantong pelatih berkumis tersebut.

Ketua Asprov PSSI Sumatera Indra dt Rajo Lelo mengatakan turnamen ini membantu program Asprov PSSI Sumbar terutama pengembangan pemain usia muda karena yang dilibatkan dalam turnamen ini adalah yang berusia di bawah 23 tahun.

Menurut dia turnamen yang rutin digelar setiap tahunnya tentu akan meningkatkan jam terbang pemain karena mereka selalu berlatih mempersiapkan diri untuk bertanding dan di turnamen inilah hasil latihan yang mereka kerjakan dapat terlihat.

"Kami berharap tentu turnamen ini dapat digelar setiap tahun sehingga banyak muncul bibit pemain bola handal dari Sumatera Barat,” katanya

profesi

Harapan serupa juga diungkapkan Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno yang sejak awal menekankan kompetisi ini memunculkan semangat melahirkan bibit pesepakbola hebat.

Ia mencontohkan negara Brazil yang memiliki segudang prestasi dalam kancah sepak bola dunia, generasi muda mereka bercita-cita menjadi pemain bola. Sementara di sini, sebagian besar orang tua lebih ingin anaknya menjadi polisi, hakim, dokter, pilot dan lainnya daripada menjadi pemain sepak bola.

Menurut dia konsep ini yang harus diubah bahwa menjadi pesepak bola itu juga menjanjikan masa depan yang cerah sehingga ke depan generasi muda Sumbar mendapatkan dukungan dari keluarga mereka menjadi pemain bola handal.

Ia juga mengingatkan agar tim-tim menggunakan pemain yang mereka bina secara langsung, jangan ada tim yang memakai pemain dari daerah lain untuk menjadi yang terbaik.

Ia menilai dengan pembinaan secara utuh para pemain dapat berkembang dengan baik hingga mereka menjadi pemain profesional kelak.

Di akhir turnamen ini panitia telah memilih sederetan pemain, pelatih dan tim paling menonjol dalam gelaran Minangkabau Cup II. Untuk pemain terbaik berhasil disabet Ary Aulia Rahman dari Kecamatan Guguak, pencetak gol terbanyak Adib Syuhada dari tim Kecamatan Luak, pemain depan terbaik Wahyu Ramadhan dari tim Talawi.

Kemudian penjaga gawang terbaik disabet oleh Yogi Andriko dari tim Kecamatan Padang Panjang Timur, Pemain bertahan terbaik dari tim Kecamatan Padang Panjang Timur Yerlan Satria dan pemain tengah terbaik disabet Genta Alfredo dari tim Kecamatan Kuranji.

Kemudian untuk pelatih terbaik diraih pelatih tim Kecamatan Talawi Hengky Sofyan yang berhasil mengantarkan timnya menjadi juara baru di gelaran Minangkabau Cup. Awalnya Minangkabau Cup bernama Irman Gusman Cup pada 2016 yang dijuarai oleh Kecamatan Koto Tangah dan Koto Tangah berhasil mempertahankan gelar juara pada 2017 meskipun turnamen ini berubah nama menjadi Minangkabau Cup I.

Tria "Ola" Suprajeni mengakui menggerakkan turnamen ini membutuhkan dana yang besar untuk memutar turnamen ini namun Spartan Enterprise sebagai operator tidak sendirian karena banyak sponsor dan perhatian dari seluruh pihak yang membantu perhelatan sepak bola antar kecamatan tetap digelar dengan tema "Sepak Bola Badunsanak".

"Kami akan terus berupaya agar turnamen ini berlanjut di tahun depan sehingga semakin banyak muncul bibit pemain bola asal Sumbar yang akan memperkuat tim sepak bola profesional di masa mendatang," kata dia.