Pengunjung keluhkan rusak berbagai fasilitas, salah satu musalla

id Obyek wisata

Pengunjung keluhkan rusak berbagai fasilitas, salah satu musalla

Sejumlah fasilitas wisata di kawasan destinasi Rimbo Panti, Kabupaten Pasaman dikeluhkan pengunjung karena rusak, salah satunya musalla. (Ist)

Lubuksikaping (ANTARA) - Sejumlah fasilitas pendukung pariwisata di kawasan objek wisata Cagar Alam Rimbo Panti, Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman, dikeluhkan banyak pihak akibat rusak seperti musalla tua.

Padahal, kawasan konservasi ini memiliki banyak daya tarik dan keunggulan. Hutan lindung yang masih asri, ragam flora dan fauna serta pemandian air panasnya.

"Fasilitas penunjang objek wisata ini cukup memprihatinkan. Rumah ibadahnya mulai rusak, atap bocor, atap ditumbuhi rumput, kawasan tidak terawat, toilet yang tidak berfungsi serta kumuh," ungkap salah seorang pengunjung Erwin, Kamis.

Menurut dia, jika dibiarkan kondisi itu jelas akan mempengaruhi tingkat kunjungan wisatawan.

Bahkan, kata dia, banyak wisatawan mengaku enggan untuk berkunjung akibat minim fasilitas serta tidak terawat objek wisata kebanggaan tersebut.

"Tidak ada yang istimewa sih. Objek wisata ini harus dibenahi lagi," katanya.

Kepala Bidang Pariwisata, Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Pasaman, Radial Fuji mengatakan, bahwa pihaknya sudah pernah menganggarkan dana untuk perbaikan musalla dan sejumlah fasilitas pada objek wisata itu.

"Termasuk tahun ini. Tapi ada kendala untuk perbaikan sejumlah fasilitas di objek wisata yang satu ini. Kendalanya, kita sulit mendapatkan izin dari pihak BKSDA. Bahkan, untuk memotong rumput saja tidak boleh," katanya.

Radial mengakui, koordinasi dengan pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk pengembangan objek wisata tersebut sudah pernah dilakukan, tapi belum juga menunjukkan titik terang.

Padahal, perbaikan sejumlah fasilitas yang rusak akan mempercantik tampilan kawasan objek wisata andalan tersebut. Karena berada di jalur lintas jalan nasional.

"Cukup sulit. Urusannya berbelit-belit. Padahal, kita hanya ingin membenahi agar tampilan kawasan objek wisata itu rancak. Jika terus seperti ini, Pemda yang selalu disalahkan, dipojokkan. Dibilang tidak peduli," ujarnya.