Padang Aro, (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat akan membina secara intensif 15 koperasi tidak aktif selama 10 bulan agar kembali dapat menjalankan usahanya dalam memenuhi kebutuhan anggota.
"Sebanyak 30 anggota koperasi dari 15 koperasi tidak aktif ini sudah diberi pelatihan revitalisasi agar bisa bangkit lagi," kata Kepala Bidang Koperasi dan UKM Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi dan UKM Solok Selatan Azizah Mutia, di Padang Aro, Kamis.
Dia mengatakan setelah pelatihan ini para pengurus koperasi ini akan mengumpulkan pengurus dan dokumen-dokumen yang diperlukan agar bisa melaksanakan RAT.
Setelah pelatihan katanya, 15 koperasi tidak aktif ini akan diberikan pendampingan dan pengurusnya akan membuat jadwal pertemuan dengan anggota.
"Tadi mereka sudah membuat jadwal dan kapan mereka bisa menyanggupi, dan selama itu akan ada pendampingan secara intensif dari Dinas Koperasi," ujarnya.
Hasil dari pelatihan dan pendampingan selama 10 bulan ini akan terus dilaporkan ke Kementerian terkait perkembangannya, karena biaya pelatihan ini berasal dari kementerian.
Koperasi di Solok Selatan saat ini berjumlah 109, yang aktif 54 koperasi dan tidak aktif 55, serta yang sudah RAT baru 13 koperasi.
Dia menyebutkan tahun ini pihaknya diberi target oleh kementerian untuk melatih 131 orang, tetapi pihaknya menargetkan bisa melatih 165 peserta.
Hal ini katanya, bisa dilakukan karena biaya penginapan maupun sewa tempat di Solok Selatan lebih murah, sehingga jumlah pesertanya bisa di atas target yang diberikan.
Pelatihan ini dilaksanakan dari DAK nonfisik Tugas Pembantuan sebanyak Rp444 juta, dan dengan jumlah anggaran itu bisa melakukan lima kali pelatihan.
Lima kali pelatihan yang akan dilaksanakan yaitu revitalisasi koperasi, kewirausahaan, manajeman usaha koperasi, penyusunan laporan keuangan mengarahkan ke sistem IT, dan penguatan kelembagaan koperasi.
Ketua Koperasi KJKS Sitapis Awal mengatakan setelah mengikuti pelatihan ini ia akan berkoordinasi lagi dengan pengurus serta anggota.
"Banyak pengetahuan tentang manfaat koperasi yang kami dapatkan selama pelatihan dan setelah ini akan koordinasi lagi dengan pengurus," ujarnya.
Ia berharap setelah 10 tahun tidak aktif setelah mendapat pelatihan serta adanya pendampingan koperasinya bisa aktif kembali. (*)