Ini dia dua aplikasi besutan anak bangsa yang masuk Apple Store

id Airlangga Hartarto

Ini dia dua aplikasi besutan anak bangsa yang masuk Apple Store

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. (Antara Sumbar/Ikhwan Wahyudi)

Tangerang, (ANTARA) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan bangga karena dua aplikasi besutan siswa lulusan Apple Developer Academy di Indonesia berhasil menembus Apple Store.

“Apa yang dapat saya katakan dari aplikasi yang diperkenalkan para lulusan Apple Developer Academy adalah membanggakan,” kata Airlangga di Tangerang, Banten, Selasa.

Airlangga optimistis, 166 siswa yang mengikuti inagurasi kelulusan hari ini mampu membuat industri elektronika dan telematika di Indonesia berkembang dengan pesat.

Wakil Presiden Apple untuk Lingkungan Hidup, Kebijakan Publik, dan Sosial Lisa Jackson menyampaikan bahwa aplikasi yang dipaparkan para siswa sangat menginspirasi.

“Sangat menginspirasi melihat konsep aplikasi yang membawa dampak perubahan dari siswa di Developer Academy kami di Jakarta,” ujar Lisa.

Dua aplikasi yang berhasil menembus Apple Store tersebut bernama Helian dan Khairan.

Helian merupakan aplikasi buku catatan medis yang dapat dibagikan yang dirancang khusus untuk perawatan di rumah lanjut usia.

Helian memungkinkan beberapa pengasuh untuk melacak aktivitas sehari-hari, membuat peringatan, dan secara andal berbagi status penting pasien dengan pengasuh lain pada saat mereka membutuhkannya.

Sementara itu Khairan adalah aplikasi untuk membantu komunitas Muslim tunanetra atau yang memiliki gangguan penglihatan untuk menjalani keyakinan mereka secara mandiri dengan mengidentifikasi arah kiblat.

Pada kesempatan tersebut, peserta juga memperkenalkan beberapa aplikasi lain, yakni Koda, yang merupakan aplikasi untuk membantu pelamar kerja berlatih wawancara dalam Bahasa Indonesia dengan umpan balik mengenai kecepatan bicara, kontak mata dan volume suara.

Kemudian aplikasi Nadi, yang membantu menemukan donor darah yang tepat saat keadaan darurat.

Talo, menghubungkan wisatawan dengan jadwal terbatas pada para ahli lokal untuk mendapatkan pengalaman budaya dan menikmati petualangan yang lain dari biasanya.

Terakhir Ainun, yang awalnya dirancang untuk membantu komunitas tunanetra mengenali rupiah, kemudian dikembangkan menjadi aplikasi bagi semua orang untuk mengenali uang palsu menggunakan alat tambahan lampu UV rakitan sendiri. (*)