Padang, (Antaranews Sumbar) - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut maskapai bisa gulung tikar jika terus mempertahankan tiket murah karena tidak bisa menutupi biaya operasional penerbangan, sehingga perlu ada keseimbangan antara daya beli masyarakat dan keuntungan maskapai.
"Artinya tidak memberatkan masyarakat tetapi juga bisa menghidupi maskapai," katanya di Padang, Kamis.
Ia mengatakan itu menjawab pertanyaan sejumlah gubernur yang mengikuti Rapat Kerja nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) di Padang.
Wapres menyebutkan penerbangan murah atau Low Cost Carrier (LCC) terbukti lebih banyak membuat maskapai bangkrut dari pada tumbuh sebut saja Mandala, Batavia Air, Adam Air dan banyak maskapai sejenis.
Beberapa maskapai lain sekarang juga telah bergabung dan berada dalam dua group saja, Garuda Indonesia dan Lion Air Group.
Jika dipaksa terus untuk menerapkan tiket murah, kemungkinan nanti dua maskapai yang masih ada bisa bangkrut pula hingga pesawat untuk melayani penerbangan di Indonesia tidak ada lagi. Hal itu akan memicu lebih tingginya harga tiket dari pada yang berlaku saat ini.
Pemerintah menurutnya bukan tidak berupaya memberikan keseimbangan itu, Garuda Indonesia bahkan telah menurutkan tarif hingga 20 persen. Namun belum maksimal menurunkan tarif hingga "normal" seperti sediakala.
Persoalan tingginya harga tiket sudah menjadi keluhan masyarakat secara nasional yang direpresentasikan oleh sebagian gubernur pada Rakernas APPSI 2019.
Sektor pariwisata disebut menjadi yang paling keras menerima imbas dari kebijakan tiket mahal itu. Namun Kementerian Perhubungan memastikan tarif yang ditetapkan oleh maskapai itu masih dalam batas atas sesuai aturan yang ada.
Rakernas APPSI di Padang 20-22 Februari 2019 dihadiri oleh gubernur atau yang mewakili se-Indonesia. (*)