Naik bus jadi pilihan para agen perjalanan di tengah mahalnya tiket pesawat

id bus pariwisata

Naik bus jadi pilihan para agen perjalanan di tengah mahalnya tiket pesawat

Bus pariwisata. (istimewa) (istimewa/)

Karena tiket pesawat mahal, kita antisipasi dengan lebih banyak tawarkan paket wisata dengan perjalanan darat,
Pekanbaru, (Antaranews.Sumbar) - Naik bus kini jadi pilihan para agen atau perusahaan perjalanan di Provinsi Riau untuk ditawarkan dalam layanan wisata di tengah mahalnya tiket pesawat rute ke Pekanbaru (pulang/pergi).

"Karena tiket pesawat mahal, kita antisipasi dengan lebih banyak tawarkan paket wisata dengan perjalanan darat," kata Ketua Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Provinsi Riau, Dede Firmansyah.

Paket wisata seperti ke Provinsi Sumatera Barat dan Sumatera yang sebelumnya menggunakan pesawat terbang, kini dialihkan dengan menggunakan bus wisata.

Ia mengatakan, sesama anggota ASITA yang berbeda provinsi saling bekerja sama agar bisa mendapat harga yang jauh lebih murah ketimbang biaya naik pesawat.

"Tentu saja bus wisatanya tetap mengutamakan kenyamanan," katanya.

Sebelumnya, sebanyak 168 perusahaan agen perjalanan anggota ASITA Riau sempat melakukan aksi mogok dengan berhenti menjual tiket pesawat rute domestik selama seminggu lamanya sejak 16 Januari. Aksi protes terhadap kebijakan tiket mahal itu baru berakhir pada Rabu lalu (23/1).

Dede mengatakan anggota ASITA Riau tetap menawarkan tiket pesawat meski harganya terlalu tinggi untuk kondisi sekarang yang sedang sepi peminat (low season).

Harga tiket Lion Air Pekanbaru-Jakarta hingga minggu depan masih bertahan di harga sekitar Rp1 juta per orang, dan sejak Idul Fitri tahun 2018 maskapai itu tidak pernah menawarkan harga promo. Maskapai Citilink membandrol harga sekitar Rp1 juta, Batik Air dan Garuda Indonesia sekitar Rp1,3 juta per orang.

"Mulai hari Rabu ini kita mulai menjual tiket domestik lagi, karena kita juga harus mempertimbangkan kelangsungan usaha anggota-anggota," katanya.

Untuk ke depan, ASITA Riau juga akan terus menyuarakan aspirasi pengusaha daerah ke pengurus ASITA pusat agar ikut turun tangan mencari solusi terbaik untuk masalah ini.

Ia mengakui hingga kini belum ada solusi konkret, namun setidaknya ada kesadaran dari pihak maskapai untuk mempertimbangkan lagi dampak-dampak buruk dari kebijakan kenaikan tarif kepada bisnis agen perjalanan, bandara, penitipan barang dan logistik di Riau.

"Seharusnya kalau saat 'low season' seperti ini maskapai buka dong harga promo. Ini sepertinya mereka tetap bertahan di harga mahal supaya tidak merugi," katanya.(*)