Padang, (Antaranews Sumbar) - Hakim Mahkamah Konstitusi Saldi Isra meluncurkan lima buku baru bertema konstitusi bertepatan dengan peringatan hari ulang tahunnya ke-50 tahun di Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatera Barat, Kamis.
“Usia 50 tahun mengingatkan saya untuk menyelesaikan apa yang diamanahkan tetapi menulis tidak boleh dilupakan dan patut dikerjakan,” katas Saldi saat peluncuran buku.
Lima buku konstitusi yang diluncurkan berjudul Pemilu dan Pemulihan Daulat Rakyat, Konstitusi untuk Negeri, Pergeseran Fungsi Legislasi, Living and Evolving Constitution of Indonesia dan Sistem Pemerintahan Indonesia.
Menurut dia Mahkamah Konstitusi merupakan tempat untuk mencari ilmu yang perlu dibagikan untuk semua orang dan itu dapat direalisasikan melalui buku.
"Hakim itu harus menulis dan membaca. Dulu ini menjadi tradisi," ujar Saldi.
Ia menyampaikan buku yang diterbitkan adalah pertanda peradaban, karena itu ia meminta Prof Jimly Asshidiqie menyampaikan orasi ilmiah mengenai buku dan peradaban.
Sementara Pakar Hukum Tata Negara Jimly Asshidiqie menyampaikan menulis bisa digunakan sebagai warisan dunia agar karya bisa dibaca dan dikenang.
"Orang Minangkabau memang mempunyai budaya lisan dan itu bisa hilang, kehadiran Saldi Isra bisa mengubah warisan itu menjadi tulisan," kata dia.
Ia mengatakan Mahkamah Konstitusi tidak bisa dilepaskan dari buku dan buku tidak terlepas dari peradaban. Maka konstitusi, buku dan peradaban adalah satu komponen yang membentuk perubahan di negara.
Ia berharap hakim yang berada di Mahkamah Konstitusi melihat tiga buku mengenai hukum yang ditulis melalui ide dari kegiatan setiap hari di mahkamah konstitusi.
Turut hadir dalam peluncuran buku itu, Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman, dan hakim konstitusi I Dewa Gede Palguna Manahan Sitompul, dan Suhartoyo.
Juga hadir Peneliti Pusat Kajian Antikorupsi UGM Zainal Arifin Mochtar, Kapolda Sumatera Barat Irjen Pol Fakhrizal dan Komisaris Utama PT Pelindo I Refly Harun. (*)