Minang Geopark Run efektif promosikan pariwisata, akan dikembangkan jadi lomba lari marathon internasional

id Taste of Padang

Minang Geopark Run efektif promosikan pariwisata, akan dikembangkan jadi lomba lari marathon internasional

Kepala Dinas Pariwisata Oni Yulfian melepas pelari Minang Geopark Run. (ANTARA SUMBAR/Istimewa)

Padang, (Antaranews Sumbar) - Minang Geopark Run akan dikembangkan jadi lomba lari marathon internasional karena efektif untuk mempromosikan pariwisata Sumbar terutama potensi geopark, kata Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Oni Yulfian.

"Sambutan terhadap Minang Geopark Run ini sangat baik, karena itu akan kita kembangkan menjadi even internasional yang digelar setiap tahun," katanya di Padang, Senin.

Pada pelaksanaan pertama acara lari marathon itu mengambil rute Fly Over Kelok Sembilan Limapuluh Kota, Harau, Ngalau Indah Payakumbuh dan finish di Ngarai Sianok Bukittinggi.

Harau dan Ngarai Sianok merupakan dua dari sembilan geopark Sumbar yang memiliki potensi untuk dikembangkan.

Potensi geopark lain adalah Danau Maninjau, Tarusan Kamang, Danau Kembar, Sawah Lunto, Goa Batu Kapal, dan Silokek.

"Tahun depan, rutenya bisa menyesuaikan dengan potensi geopark lain," katanya.

Pelaksanaannya nanti akan menggandeng banyak pihak karena pengalaman pada Minang Geopark Run 2018, sukses lomba marathon itu berkat kerjasama solid semua pihak.

Bupati Limapuluh Kota, Agam, Wali Kota Payakumbuh dan Bukittinggi memberikan sokongan luar biasa sehingga kegiatan bisa berjalan baik.

"Kita berterima kasih pada semua dan berharap dukungan yang sama juga diberikan pada Minang Geopark Run selanjutnya," katanya.

Pihak lain yang ikut berpartisipasi dalam ajang itu diantaranya panitia 100 ITB beserta EO Geopar Run, sponsor, Dinas Kesehatan, Polda Sumbar dan jajarannya.

Oni menilai sport tourism seperti itu memiliki peminat yang luar biasa sehingga mempunyai kekuatan promosi pariwisata yang sangat besar, salah satunya memperkenalkan Taste of Padang sebagai tagline wisata daerah.

Geopark adalah suatu taman atau kawasan yang di dalamnya mencakup nilai ekologi, arkeologi, dan nilai-nilai budaya dan pariwisata.*