Ribuan jamaah Syattariyah laksanakan tradisi 'basapa' di makam Syekh Burhanuddin (Video)

id jamaah Tarekat Syattariyah

Ribuan jamaah Syattariyah laksanakan tradisi 'basapa' di makam Syekh Burhanuddin (Video)

Sejumlah jamaah Tarekat Syattariyah mengantre memasuki bangunan tempat dimakamkannya Syekh Burhanuddin di Ulakan Tapakis, Padang Pariaman, Sumbar.    (ANTARA SUMBAR/Aadiaat M. S)

Tradisi ziarah bersama ini rutin dilaksanakan setiap tahun, atau setiap 10 Safar yang juga merupakan tanggal wafatnya Syekh Burhanuddin pada 1111 hijriah


Parit Malintang, (Antaranews Sumbar) - Ribuan jamaah tarekat Syattariyah dari berbagai daerah melaksanakan tradisi "basapa" atau berziarah bersama ke makam Syekh Burhanuddin di Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.

"Tradisi ziarah bersama ini rutin dilaksanakan setiap tahun, atau setiap 10 Safar yang juga merupakan tanggal wafatnya Syekh Burhanuddin pada 1111 hijriah," kata Qadi Nagari Ulakan, Ali Imran saat pelaksanaan 'Sapa Gadang' atau ziarah besar di Ulakan Tapakis, Rabu.

Dengan dilaksanakannya kegiatan ini maka hingga sepekan ke depan makam Syekh Burhanuddin akan terus didatangi para peziarah dari berbagai daerah di Sumbar, bahkan dari luar provinsi di Pulau Sumatera.

Para peziarah ini berdatangan untuk melakukan zikir, membacakan tahlil dan tahmid untuk mendoakan Syekh Burhanuddin sebagai orang yang berjasa dalam menyebarkan agama islam di Minangkabau.

Ia mengatakan selain "sapa gadang" atau ziarah besar, pada tradisi ini juga ada "sapa ketek" atau ziarah kecil yang biasanya diselenggarakan semingu lagi sebagai bentuk peringatan tujuh hari wafatnya ulama yang menyebarkan tarekat Syattariyah di daerah itu.

"Jadi dengan rentang waktu tersebut diprediksi jumlah peziarah yang datang bisa mencapai ribuan," ujarnya.

Jamaah Syattariyah ini ada yang datang untuk beberapa jam saja, atau pergi setelah menziarahi makam, namun banyak juga yang bermalam untuk berzikir di lokasi makam, dan baru kembali ke rumah masing-masing selepas shalat subuh.

Dari pantauan di lokasi makam memang mulai ramai didatangi para peziarah pada Rabu sore, dan menurut pengakuan mereka baru akan pulang selepas shalat subuh esoknya.

Salah seorang jamaah tarekat Syattariyah asal Kecamatan Sungai Geringging, Buyung Kenek mengatakan ia datang bersama anak dan istrinya untuk mengikuti tradisi berziarah bersama ini.

"Namun saya ke sini hanya sebentar tidak seperti jamaah lainnya yang pulangnya pada subuh esok," katanya.

Ia mengatakan dirinya dan keluarga datang ke lokasi makam tersebut untuk melepas nazar keluarga. (*)

Baca juga: Polres Padang Pariaman kerahkan 75 personel amankan tradisi 'basapa'